Loading
Ketua Persatuan Melayu Berketurunan Aceh Malaysia (Permebam) Datuk Mansyur Usman (dua dari kanan) bersama KUAI KBRI Kuala Lumpur Danang Waskito (kedua dari kiri), di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (7/12/2025). (ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi)
KUALA LUMPUR, ARAHKITA.COM — Kepedulian lintas negara kembali mengalir untuk Aceh. Persatuan Melayu Berketurunan Aceh Malaysia (Permebam) mengerahkan bantuan pakaian senilai Rp2 miliar dari seorang konglomerat tekstil Malaysia untuk masyarakat Aceh yang tengah menghadapi banjir dan tanah longsor.
Ketua Permebam sekaligus Presiden Komuniti Aceh Malaysia, Datuk Mansyur Usman, mengungkapkan bahwa bantuan tersebut berasal dari pengusaha tekstil ternama, Tuan Haji Arsyad dari Mega Silk Textill. Donasi itu berupa 5.000 baju kurung, 5.000 baju kurta, 5.000 kopiah, dan 5.000 hijab yang dipersiapkan untuk membantu kebutuhan sandang warga terdampak.
“Total nilainya mencapai 500.000 ringgit Malaysia, atau sekitar Rp2 miliar,” ujar Datuk Mansyur saat dihubungi dari Kuala Lumpur, Rabu (10/12/2025).
Selain bantuan dari Mega Silk Textill, dukungan serupa juga datang dari komunitas Solidaritas Pengusaha Melayu Penang, yang telah menyiapkan sejumlah pakaian tambahan untuk segera dikirim ke Aceh.
Tantangan Perizinan Pengiriman Bantuan
Menurut Datuk Mansyur, seluruh bantuan akan dikirim menggunakan kapal swasta dari Malaysia. Ia berharap otoritas Indonesia dapat memberikan kemudahan perizinan agar proses pengiriman dapat berlangsung cepat dan lancar.
“Semoga semua bantuan bisa sampai tepat sasaran dan menjadi keberkahan bagi para donatur,” ujarnya dikutip Antara.
Pada Minggu (7/12/2025), Datuk Mansyur juga bertemu dengan Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Kuala Lumpur, Danang Waskito. Dalam pertemuan tersebut, KBRI menjelaskan rencana pengiriman logistik seberat 500 ton dari Port Klang menuju Krueng Geukeuh, Aceh.
Namun, pengiriman masih terkendala aturan internal kedua negara. Hingga kini, status bencana di Aceh belum dinaikkan menjadi bencana nasional, sehingga bantuan logistik dari luar negeri belum dapat diproses secara resmi.
Permohonan Penetapan Status Bencana Nasional
Untuk mempercepat bantuan kemanusiaan, Datuk Mansyur menyampaikan bahwa dirinya telah mengirim surat resmi kepada Presiden Prabowo Subianto, memohon penetapan status bencana nasional untuk Aceh. Langkah ini dinilai penting agar pintu masuk bantuan luar negeri dapat dibuka.
“Kami yakin Presiden Prabowo akan memberikan jalan keluar agar bantuan dari Malaysia bisa segera didistribusikan,” katanya penuh harap.