Rabu, 31 Desember 2025

Lebanon–Israel Sepakat Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata pada 19 Desember


 Lebanon–Israel Sepakat Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata pada 19 Desember Arsip - Sejumlah warga memeriksa puing-puing sebuah bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel sehari sebelumnya di kota selatan Tayr Debba, Lebanon, Jumat (7/11/2025). (ANTARA/Xinhua/Ali Hashisho/aa.)

BEIRUT, ARAHKITA.COM – Harapan menuju stabilitas kawasan kembali terbuka setelah Presiden Lebanon, Joseph Aoun, memastikan bahwa putaran baru negosiasi gencatan senjata dengan Israel akan berlangsung pada 19 Desember 2025. Pertemuan ini menjadi kelanjutan dari upaya kedua negara untuk menegakkan perjanjian gencatan senjata yang sudah disepakati.

Dalam laporan resmi pemerintah, Aoun menyampaikan bahwa pembicaraan awal yang digelar di Naqoura, Lebanon Selatan, pada Rabu (3/12/2025) memang belum menghasilkan banyak progres. Namun, sesi tersebut dianggap penting sebagai langkah awal menuju pembahasan yang lebih substantif pada pertemuan lanjutan.

Delegasi Lebanon kali ini dipimpin oleh Simon Karam, mantan duta besar untuk Amerika Serikat sekaligus tokoh sipil yang dikenal memiliki rekam jejak diplomasi yang kuat. Sementara itu, delegasi Israel diketuai oleh Uri Resnick, direktur senior kebijakan luar negeri di Dewan Keamanan Nasional Israel.

“Pertemuan pertama tidak akan langsung menyelesaikan segalanya, tetapi inilah yang membuka jalan bagi diskusi-diskusi berikutnya,” ujar Aoun dalam rapat Kabinet di Istana Baabda, Beirut. Ia menegaskan bahwa “bahasa negosiasi harus selalu lebih diutamakan daripada bahasa perang,"dilansir Antara.

Penunjukan Karam sendiri dilakukan melalui konsultasi presiden dengan Ketua Parlemen Nabih Berri dan Perdana Menteri Nawaf Salam, menandai kesepakatan politik lintas kepemimpinan untuk mendorong proses damai.

Perjanjian gencatan senjata antara Lebanon dan Israel tercapai tahun lalu setelah periode panjang ketegangan yang dipicu oleh perang di Jalur Gaza. Konflik tersebut menewaskan lebih dari 4.000 warga dan melukai 17.000 orang. Namun, kondisi di perbatasan masih jauh dari kata tenang. Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat 1.038 serangan Israel sejak gencatan senjata diberlakukan pada November 2024, dengan korban mencapai 335 orang tewas dan 973 orang luka-luka.

Sesuai kesepakatan, tentara Israel seharusnya menarik seluruh pasukannya dari Lebanon Selatan pada Januari 2025. Namun hingga kini, penarikan tersebut belum sepenuhnya dilakukan. Israel masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan, yang menjadi salah satu isu utama dalam negosiasi mendatang.

Pertemuan 19 Desember diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk memastikan implementasi penuh gencatan senjata dan mendorong deeskalasi berkelanjutan di kawasan yang selama ini dilanda konflik.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru