Selasa, 30 Desember 2025

Pemerintahan Trump Khawatir Netanyahu Gagalkan Gencatan Senjata Gaza


 Pemerintahan Trump Khawatir Netanyahu Gagalkan Gencatan Senjata Gaza Pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersama Presiden AS Donald Trump. (ANTARA/Anadolu/py/pri.)

JAKARTA, ARAHKITA.COM –Ketegangan diplomatik kembali mencuat di Timur Tengah. Pemerintahan Presiden Donald Trump dikabarkan mulai resah dengan langkah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dinilai berpotensi menggagalkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

Menurut laporan The New York Times pada Selasa (21/10/2025), sejumlah pejabat Gedung Putih yang enggan disebutkan namanya menyebut kekhawatiran itu muncul setelah Israel melanjutkan serangan udara di Gaza.

Wakil Presiden AS, JD Vance, bahkan dijadwalkan melakukan kunjungan ke Israel untuk menegaskan posisi Washington dan menekan Netanyahu agar tetap mematuhi perjanjian damai tersebut. “Kunjungan ini bukan hanya simbolik, tapi menunjukkan komitmen nyata pemerintahan Trump menjaga kesepakatan tetap berjalan,” ungkap sumber itu.

Sebelumnya, utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, bersama Jared Kushner — menantu Trump sekaligus penasihat seniornya — telah tiba di Israel pada Senin (20/10/2025). Keduanya melakukan pertemuan dengan Netanyahu dan sejumlah pejabat tinggi Israel guna membahas pelaksanaan teknis gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 10 Oktober.

Perjanjian Gencatan Senjata Terancam Gagal

Pejabat senior AS menyebut Witkoff dan Kushner menilai gencatan senjata tersebut “dalam bahaya gagal total” jika Israel terus melanjutkan operasi militernya. Tujuan utama keduanya adalah mencegah Netanyahu melakukan serangan besar-besaran terhadap Hamas, sekaligus memastikan stabilitas kawasan.

The New York Times juga melaporkan bahwa pembicaraan kedua utusan itu mencakup isu-isu yang lebih rumit, seperti pembentukan pasukan penjaga perdamaian dan proses perlucutan senjata Hamas — dua poin penting yang belum disepakati dalam perjanjian awal.

Namun, pada Minggu (19/10/2025), Israel justru melancarkan serangan udara besar di Jalur Gaza. Sedikitnya 44 warga Palestina dilaporkan tewas. Israel mengklaim serangan itu sebagai balasan atas dugaan serangan Hamas di Kota Rafah, tetapi Hamas membantah tuduhan tersebut dan menegaskan tetap berkomitmen pada gencatan senjata dikutip Antara.

Gencatan Senjata Berdasarkan Rencana Trump

Kesepakatan damai yang difasilitasi oleh Donald Trump itu mencakup beberapa tahap. Fase pertama menekankan pembebasan sandera Israel sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina. Tahap berikutnya mencakup pembangunan kembali Gaza dan pembentukan struktur pemerintahan baru tanpa dominasi Hamas.

Meski serangan masih berlangsung, Trump menyatakan gencatan senjata itu “tetap berlaku” dan mendesak semua pihak mematuhi kesepakatan.Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, sejak konflik meletus pada Oktober 2023, lebih dari 68.200 warga Palestina tewas dan 170.200 lainnya terluka akibat serangan Israel yang mereka sebut sebagai “perang genosida.”

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru