Loading
Mantan Menteri Keamanan Ekonomi Sanae Takaichi berbicara saat kampanye pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) di Tokyo, Jepang (22/9/2025). /ANTARA/Xinhua-Pool/Franck Robichon/aa.
TOKYO, ARAHKITA.COM – Sejarah baru tercipta di Jepang. Untuk pertama kalinya, negeri yang dikenal dengan tradisi politik konservatif itu akhirnya memiliki perdana menteri perempuan. Sanae Takaichi, Presiden Partai Liberal Demokrat (LDP), resmi terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang melalui pemungutan suara di Majelis Rendah pada Selasa (21/10/2025).
Kemenangan Takaichi menjadi simbol perubahan besar dalam politik Jepang. Di tengah meningkatnya kekuatan partai-partai baru dan pergeseran koalisi, kehadirannya menandai era baru kepemimpinan yang lebih inklusif dan memberi ruang bagi perempuan di posisi strategis pemerintahan.
Didukung Koalisi Baru
Takaichi memperoleh dukungan dari Partai Inovasi Jepang (JIP), mitra koalisi baru LDP, setelah partai lamanya, Komeito, memutuskan hengkang dari kerja sama yang telah berjalan selama 26 tahun. Meski koalisi LDP–JIP belum mencapai mayoritas di parlemen, terpilihnya Takaichi hampir tak terbendung karena kubu oposisi gagal mengajukan calon tandingan.
Dengan tambahan dukungan dari beberapa anggota parlemen independen, politikus konservatif berusia 64 tahun itu berhasil meraih suara lebih dari separuh yang dibutuhkan untuk menang di putaran pertama.
Rancang Kabinet yang Lebih Inklusif
Langkah awal Takaichi setelah kemenangannya adalah menyusun kabinet baru. Menurut sumber internal, ia berencana menunjuk Satsuki Katayama sebagai Menteri Keuangan. Katayama, mantan pejabat senior Kementerian Keuangan, dikenal sejalan dengan pandangan ekonomi Takaichi yang menekankan kebijakan fiskal longgar untuk mendorong pertumbuhan.
Selain itu, Kimi Onoda disebut akan menduduki posisi Menteri Keamanan Ekonomi, sementara Ryosei Akazawa, negosiator perdagangan Jepang–AS, akan dipercaya sebagai Menteri Perdagangan.
Baca juga: Sanae Takaichi: ‘Wanita Besi‘ Jepang yang Siap Pecahkan Tradisi Politik Negeri Sakura
Menariknya, Takaichi juga dikabarkan akan melibatkan empat rival politiknya dalam pemilihan ketua LDP sebagai bagian dari strategi memperkuat persatuan partai.
Nama-nama lain yang santer disebut masuk kabinet baru antara lain Shinjiro Koizumi (Menteri Pertahanan), Toshimitsu Motegi (Menteri Luar Negeri), serta Yoshimasa Hayashi dan Takayuki Kobayashi yang masih mempertahankan peran penting dalam pemerintahan.
Tantangan di Parlemen
Meski berhasil mengamankan posisi puncak, Takaichi menghadapi tantangan besar. Koalisi LDP–JIP belum memiliki mayoritas di Majelis Tinggi, membuatnya harus membangun komunikasi intens dengan partai oposisi agar kebijakan dan rancangan undang-undang dapat disahkan.
Takaichi dikenal sebagai sosok yang tegas dalam isu pertahanan namun cenderung moderat dalam urusan ekonomi, sebuah kombinasi yang diharapkan mampu menjaga stabilitas politik sekaligus menggerakkan ekonomi Jepang di tengah ketidakpastian global.
Akhir Era Ishiba
Pemilihan perdana menteri baru ini menandai berakhirnya masa jabatan kabinet Shigeru Ishiba, yang dibentuk pada Oktober 2024. Kabinet Ishiba mengundurkan diri secara kolektif setelah kehilangan mayoritas di kedua kamar parlemen dilansir Antara.
Sebelumnya, Takaichi sudah lebih dulu memastikan posisinya dengan memenangkan pemilihan pimpinan LDP pada 4 Oktober 2025, mengalahkan beberapa tokoh kuat dalam partai.
Dengan latar belakang panjang sebagai mantan Menteri Urusan Dalam Negeri dan politisi senior yang vokal soal kemandirian nasional, banyak pihak menilai Takaichi akan membawa warna baru dalam politik Jepang — terutama dalam isu pertahanan, ekonomi digital, dan peran perempuan di pemerintahan.