Selasa, 30 Desember 2025

Raksasa Teknologi AS Tinggalkan China, Microsoft hingga Google Pindahkan Produksi dan Pusat Data


 Raksasa Teknologi AS Tinggalkan China, Microsoft hingga Google Pindahkan Produksi dan Pusat Data Raksasa Teknologi AS Tinggalkan China. (Merdeka.com)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China memicu gelombang relokasi besar-besaran di industri teknologi global. Tiga raksasa teknologi AS, Microsoft, Amazon Web Services (AWS), dan Google dilaporkan tengah mempercepat pemindahan produksi perangkat keras dan pusat data mereka dari China ke negara lain.

Mengutip laporan Nikkei Asia yang disiarkan oleh TechCrunch pada Jumat (17/10), Microsoft menargetkan hingga 80 persen komponen untuk perangkat Surface dan pusat data miliknya akan diproduksi di luar China paling cepat pada 2026.

Langkah ini mencakup pemindahan lini produksi notebook, server generasi terbaru, dan sebagian perangkat konsol Xbox ke negara-negara Asia lainnya. Microsoft bahkan telah meminta mitra manufakturnya untuk mulai menyiapkan kapasitas produksi di luar China mulai 2025.

Amazon Web Services juga ikut meninjau ulang ketergantungannya terhadap pemasok asal China. Perusahaan ini mempertimbangkan untuk mengurangi pembelian printed circuit board (PCB) dari SYE, pemasok utama mereka untuk pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI).

Sementara itu, dilansir Antara, Google menekan mitra produksinya untuk meningkatkan kapasitas produksi server di Thailand. Raksasa mesin pencari ini telah mengamankan sejumlah mitra lokal untuk mendukung produksi komponen, suku cadang, dan proses perakitan server.

Meski demikian, Nikkei melaporkan, proses relokasi ini tidak mudah. China selama ini dikenal memiliki ekosistem manufaktur teknologi paling maju dan kompleks di dunia. Memindahkan seluruh proses ke negara lain berarti perusahaan harus membangun kembali rantai pasok dari nol, suatu tantangan besar yang memerlukan waktu, biaya, dan infrastruktur yang tidak sedikit.

Ketiga perusahaan, yakni Microsoft, Google, dan Amazon, belum memberikan komentar resmi mengenai laporan ini.

Upaya relokasi ini terjadi di tengah meningkatnya tensi antara Washington dan Beijing, yang ditandai dengan tarif impor, pembatasan ekspor semikonduktor dan AI, serta larangan penjualan teknologi strategis.

Langkah perusahaan-perusahaan ini dipandang sebagai upaya mengurangi risiko geopolitik jangka panjang serta mendiversifikasi basis produksi demi menjaga kelangsungan bisnis mereka.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru