Loading
Arsip - Departemen Luar Negeri AS pada Juli 2025 menyetujui kemungkinan penjualan Sistem Rudal HAWK Fase III ke Ukraina. (Anadolu/as)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan mengejutkan terkait konflik antara Rusia dan Ukraina. Dalam pernyataan terbarunya pada Minggu (12/10/2025), Trump menyebut akan mempertimbangkan untuk mengirim rudal jelajah Tomahawk ke Ukraina jika perang tak kunjung berakhir.
“Ukraina ingin memiliki rudal Tomahawk, dan kami sudah membicarakannya. Kita lihat saja nanti,” kata Trump saat berangkat menuju Israel dan Mesir untuk menghadiri KTT Perdamaian Sharm el-Sheikh yang membahas gencatan senjata di Gaza.
Trump mengaku telah berbicara langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengenai hal itu. Ia bahkan menyiratkan akan membuka dialog dengan Rusia sebelum membuat keputusan final.
“Saya mungkin perlu berbicara dengan Rusia. Apakah mereka ingin rudal Tomahawk diarahkan ke sana? Saya rasa tidak,” ujar Trump. “Tapi jika perang ini tidak berakhir, saya akan mengirimkan rudal itu. Tomahawk adalah senjata yang sangat ofensif dan kredibel.”
Menurut Trump, pengiriman rudal tersebut bisa menjadi “langkah agresi baru” terhadap Rusia, namun ia menegaskan tujuannya adalah mendorong berakhirnya perang.
“Saya ingin melihat perang ini berakhir,” tegasnya.
Sementara itu, Zelenskyy menilai rencana perdamaian Trump untuk Gaza bisa menjadi “harapan baru” bagi penyelesaian konflik Rusia-Ukraina. Ia juga membenarkan bahwa Kiev sedang menjajaki kemungkinan pengiriman rudal jelajah jarak jauh Tomahawk dari Amerika Serikat.
Beberapa hari sebelumnya, tepatnya Senin (6/10/2025), Trump sempat mengatakan bahwa dirinya hampir memutuskan apakah akan memberikan rudal Tomahawk kepada Ukraina. Namun, ia masih ingin memastikan tujuan dan penggunaan dari senjata tersebut.
“Saya ingin tahu ke mana mereka akan mengarahkannya,” kata Trump dalam kesempatan berbeda dilansir Antara.
Pernyataan Trump ini menambah ketegangan diplomatik antara Washington, Kiev, dan Moskow di tengah upaya global untuk mencari solusi damai bagi perang yang sudah berlangsung lebih dari dua tahun.