Rabu, 31 Desember 2025

Israel Kembali Serang Personel PBB di Lebanon Selatan, UNIFIL Kecam Pelanggaran Berat


 Israel Kembali Serang Personel PBB di Lebanon Selatan, UNIFIL Kecam Pelanggaran Berat Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL). (ANTARA/Anadolu/py/am.)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Ketegangan di Lebanon Selatan kembali memanas. Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) melaporkan bahwa militer Israel kembali menyerang personel penjaga perdamaian di wilayah perbatasan pada Sabtu (11/10/2025).

Menurut pernyataan resmi UNIFIL pada Minggu (12/10/2025), sebuah drone Israel menjatuhkan granat yang meledak di dekat posisi misi mereka di Kafer Kela, menyebabkan satu personel perdamaian terluka. Sebelum ledakan, dua drone Israel dilaporkan terbang rendah di sekitar lokasi kejadian.“Ini merupakan serangan kedua terhadap pasukan penjaga perdamaian oleh IDF (militer Israel) bulan ini,” tulis UNIFIL dalam pernyataannya.

Pelanggaran Resolusi PBB dan Ancaman terhadap Misi Perdamaian

UNIFIL menilai serangan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1707, yang mengatur mandat dan perlindungan bagi pasukan penjaga perdamaian di wilayah tersebut.

“Serangan ini menunjukkan pengabaian terhadap keselamatan personel perdamaian yang tengah melaksanakan mandat resmi dari Dewan Keamanan PBB,” lanjut UNIFIL dikutip Antara.

Lembaga tersebut juga kembali mendesak Israel menghentikan serangan di dekat posisi PBB, mengingat pasukan UNIFIL berperan penting dalam menjaga stabilitas kawasan perbatasan Lebanon-Israel—tujuan yang seharusnya menjadi komitmen bersama kedua negara.

Konflik yang Tak Kunjung Reda

Sejak dibentuk pada tahun 1978, UNIFIL telah bertugas di Lebanon Selatan untuk memantau gencatan senjata dan mendukung pemulihan perdamaian antara Israel dan Lebanon. Setelah perang besar Israel–Hizbullah tahun 2006, pasukan ini diperkuat melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB No. 1701.Namun, konflik lintas batas kembali meningkat sejak 2023 dan bereskalasi menjadi perang terbuka pada September 2024, menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai 17.000 lainnya.

Meski gencatan senjata tercapai pada November 2024, serangan dari pihak Israel di Lebanon Selatan masih terus terjadi hampir setiap hari, dengan alasan menargetkan kelompok Hizbullah.

Padahal, sesuai kesepakatan, Israel seharusnya telah menarik seluruh pasukannya dari wilayah Lebanon Selatan sejak awal 2025. Namun, hingga kini mereka masih mempertahankan posisi militer di lima titik perbatasan, memicu kekhawatiran akan konflik baru di kawasan tersebut.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru