Rabu, 31 Desember 2025

Gencatan Senjata di Gaza Dimulai, Israel Siap Bebaskan 20 Sandera dan Pulangkan Jenazah


 Gencatan Senjata di Gaza Dimulai, Israel Siap Bebaskan 20 Sandera dan Pulangkan Jenazah Warga Palestina menyambut gembira pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di depan markas besar komite Mesir di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Kamis (9/10/2025) waktu setempat.ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/nym

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Gencatan senjata antara Israel dan kelompok bersenjata di Jalur Gaza resmi diberlakukan pada Jumat (10/10/2025) pukul 12.00 waktu setempat atau sekitar pukul 16.00 WIB. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa pasukannya kini telah menempati posisi baru sesuai garis gencatan senjata yang diperbarui.

“Perjanjian Gencatan Senjata mulai berlaku pada pukul 12.00. Sejak saat itu, pasukan IDF telah bersiaga di sepanjang garis yang telah ditentukan sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan kesepakatan dan proses pemulangan sandera,” tulis IDF melalui kanal Telegram resminya.

20 Sandera Akan Dibebaskan, 28 Jenazah Dikembalikan

Dalam pernyataan terpisah, Penasihat Kantor Kepala Otoritas Israel, Dmitri Gendelman, mengungkapkan bahwa pembebasan sandera akan segera dilakukan awal pekan depan, yakni Senin (13/10) atau Selasa (14/10).

“Pemerintah Israel telah menyetujui kesepakatan sandera. Kami berharap para sandera yang masih hidup akan dibebaskan pada Senin atau Selasa,” tulis Gendelman di Telegram.

Sebagai bagian dari kesepakatan, sebanyak 20 sandera yang masih hidup akan dipulangkan, disertai dengan pengembalian jenazah 28 sandera yang telah meninggal dunia. Proses ini direncanakan berlangsung dalam waktu 72 jam sejak gencatan senjata diberlakukan.

Selain itu, Israel juga akan mengembalikan 360 jenazah pejuang Palestina, dengan rasio 15 jenazah militan untuk setiap warga Israel yang tewas dalam konflik.

Rencana Perdamaian 20 Poin dari Donald Trump

Langkah menuju gencatan senjata ini merupakan bagian dari rencana perdamaian 20 poin yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada 29 September 2025.

Dalam proposal tersebut, Trump mendorong gencatan senjata segera serta pembebasan semua sandera dalam waktu 72 jam. Ia juga menyarankan agar kelompok Hamas dan faksi Palestina lainnya tidak lagi terlibat langsung dalam pemerintahan Gaza.

Sebagai gantinya, wilayah itu akan dikelola oleh “komite teknokrat Palestina non-politik” yang berada di bawah pengawasan dewan internasional yang dipimpin oleh Trump.

Pada Rabu (8/10), Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani fase pertama kesepakatan damai Gaza. Dalam kesepakatan itu, Hamas berkomitmen membebaskan semua sandera, sementara Israel akan menarik pasukannya ke garis pertahanan yang telah disepakati dikutip Antara.

Harapan Baru untuk Perdamaian Gaza

Gencatan senjata ini menandai langkah penting menuju meredanya ketegangan panjang di Jalur Gaza. Meskipun tantangan politik dan keamanan masih membayangi, banyak pihak berharap kesepakatan ini dapat membuka jalan bagi proses perdamaian yang lebih permanen di kawasan tersebut.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru