Loading
Sébastien Lecornu adalah perdana menteri ketujuh Emmanuel Macron. (Foto: Stéphane Mahé/AFP/Getty Images/The Guardian)
PRANCIS, ARAHKITA.COM — Krisis politik di Prancis kembali memanas setelah Perdana Menteri Sébastien Lecornu secara mengejutkan mengundurkan diri hanya beberapa jam sebelum memimpin rapat kabinet pertamanya. Langkah mendadak ini membuat pemerintahan Presiden Emmanuel Macron kembali terguncang.
Lecornu, yang baru menjabat kurang dari sebulan dan menjadi perdana menteri ketiga Prancis dalam setahun terakhir, menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Senin pagi waktu setempat. Presiden Macron pun segera menerima pengunduran diri tersebut.
Dalam pernyataan emosional di tangga kediaman resminya di Matignon, Paris, Lecornu menuding partai-partai oposisi sebagai penyebab kebuntuan politik yang melanda negara itu. Ia menyebut “ego politik” dan “nafsu partisan” sebagai hambatan utama bagi stabilitas pemerintahan.
Baca juga:
Macron Kembali Tunjuk Sébastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Prancis di Tengah Krisis Politik“Tidak ada satu pun partai yang memiliki mayoritas absolut, tetapi semua bertindak seolah-olah mereka memilikinya,” ujar Lecornu, menyinggung minimnya kemauan oposisi untuk berkompromi.
Kabinet Baru yang Tak Banyak Berubah Picu Kritik
Langkah Lecornu membentuk kabinet baru ternyata tidak membawa angin segar. Pemerintahannya dikritik karena sebagian besar posisi penting masih diisi oleh sekutu lama Macron — termasuk Gérald Darmanin sebagai Menteri Kehakiman dan Rachida Dati sebagai Menteri Kebudayaan.Kursi Menteri Ekonomi diserahkan kepada Roland Lescure, loyalis Macron yang sebelumnya menjabat Menteri Industri dan Energi.
Yang paling mengejutkan, Bruno Le Maire, mantan Menteri Ekonomi yang dikenal pro-pasar, kembali masuk kabinet sebagai Menteri Pertahanan. Keputusan ini memicu kemarahan lintas partai karena dianggap mempertegas arah kebijakan Macron yang dinilai terlalu berpihak pada kalangan bisnis.
Baca juga:
Nicolas Sarkozy Jadi Mantan Presiden Prancis Pertama, Masuk Penjara karena Kasus Dana Kampanye LibyaDitekan Oposisi, Lecornu Memilih Mundur
Sebelum mundur, Lecornu telah menjadi sasaran serangan tajam dari berbagai pihak, terutama setelah menggantikan François Bayrou yang digulingkan pada September lalu akibat kebijakan penghematan anggaran.
Oposisi menilai Lecornu gagal memenuhi janjinya untuk membawa “pembaharuan politik”, apalagi setelah susunan kabinetnya nyaris tak berubah.
Kabarnya, partai-partai di parlemen — dari kiri hingga kanan ekstrem — tengah mempersiapkan mosi tidak percaya terhadap pemerintahannya. Menyadari posisinya kian terjepit, Lecornu memilih mundur sebelum digulingkan.
Kemungkinan Pemilu Ulang di Depan Mata
Dengan kekosongan kursi perdana menteri dan parlemen yang masih terpecah tiga blok besar — kiri, kanan ekstrem, dan tengah — situasi politik Prancis kembali tak menentu.
Jordan Bardella, ketua partai sayap kanan National Rally pimpinan Marine Le Pen, menyerukan agar Presiden Macron segera membubarkan parlemen dan menggelar pemilu legislatif ulang.
“Stabilitas hanya bisa kembali lewat kotak suara,” tegas Bardella. “Presiden Macron tampak tidak memahami krisis politik yang sedang dihadapi negara ini.,”dilaporkan The Guardian.
Sementara itu, pemerintah harus segera menyiapkan anggaran nasional tahun depan dalam beberapa minggu mendatang — tantangan besar di tengah pemerintahan yang belum stabil dan parlemen tanpa mayoritas.