Selasa, 30 Desember 2025

Trump Dorong Rencana Damai Gaza: Dikaitkan dengan Konflik Ukraina


 Trump Dorong Rencana Damai Gaza: Dikaitkan dengan Konflik Ukraina Arsip - Utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff . /ANTARA/Anadolu/py

WASHINGTON, ARAHKITA.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi merilis rencana perdamaian terbaru untuk Gaza. Dokumen berisi 20 poin itu dianggap sebagai proposal paling komprehensif sejak konflik di wilayah tersebut kembali memanas.

Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, menegaskan bahwa rencana damai ini tidak hanya menyasar Gaza, tetapi juga berpotensi memengaruhi dinamika geopolitik global.

“Ini bukan hanya soal Gaza. Dampaknya bisa meluas ke kawasan Timur Tengah, bahkan mungkin berpengaruh pada konflik Rusia–Ukraina,” ujarnya dalam wawancara dengan Fox News.

Isi Utama Rencana Damai Trump

Menurut laporan Al Jazeera yang mengutip sumber diplomatik, Mesir dan Qatar telah menyampaikan usulan Trump kepada Hamas. Dalam dokumen tersebut, terdapat beberapa poin penting, di antaranya:

  • Gencatan senjata segera dengan syarat pembebasan sandera dalam 72 jam.
  • Pelarangan Hamas dan kelompok lain terlibat dalam pemerintahan Gaza, baik langsung maupun tidak langsung.
  • Pengalihan kendali Gaza kepada otoritas teknokrat di bawah pengawasan badan internasional, dengan Trump memposisikan diri sebagai pemimpin inisiatif.

Rencana ini menandai upaya terbaru Washington untuk kembali berperan sebagai aktor utama di Timur Tengah, setelah berbagai inisiatif perdamaian sebelumnya kandas.

Tantangan Respons Hamas dan Peran AS

Para analis menilai, sikap Hamas akan menjadi faktor penentu keberhasilan proposal ini. Perpecahan internal di tubuh Hamas juga berpotensi menghambat proses pengambilan keputusan.

Trump sendiri menempatkan Gaza sebagai prioritas kebijakan luar negerinya. Ia menyebut konflik tersebut sebagai ujian atas pengaruh Amerika Serikat di kancah global dikutip Antara.

Witkoff menambahkan, jika rencana ini berhasil, posisi Washington akan semakin kuat dalam menghadapi krisis lain, termasuk perang di Ukraina. Meski belum ada jadwal implementasi resmi, mediator kawasan diperkirakan akan mempercepat perundingan dalam beberapa pekan mendatang.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru