Rabu, 31 Desember 2025

Puluhan Ribu Warga Jerman Turun ke Jalan, Protes Kebijakan Energi Fosil Pemerintah


 Puluhan Ribu Warga Jerman Turun ke Jalan, Protes Kebijakan Energi Fosil Pemerintah Gelombang protes besar melanda Jerman pada Sabtu (20/9/2025), ketika puluhan ribu orang turun ke jalan menuntut kebijakan iklim yang lebih tegas. (Westjavatoday)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Gelombang protes besar melanda Jerman pada Sabtu (20/9/2025), ketika puluhan ribu orang turun ke jalan menuntut kebijakan iklim yang lebih tegas. Aksi ini dipimpin oleh gerakan Fridays for Future, yang mendesak pemerintah segera menghentikan proyek-proyek baru berbasis gas alam.

Dalam pernyataannya, Fridays for Future menilai kebijakan energi pemerintah justru memperparah krisis iklim yang sudah mengancam kehidupan banyak orang di seluruh dunia.

Menurut laporan penyelenggara, lebih dari 50 ribu demonstran ikut serta di lebih dari 80 kota Jerman. Di ibu kota Berlin, sekitar 4.300 orang berpartisipasi, sementara di Hamburg jumlah massa mencapai 5.000 orang. Di Munich, polisi mencatat sekitar 1.500 demonstran hadir menyuarakan tuntutan mereka.

Para peserta membawa beragam spanduk yang mengecam kebijakan energi pemerintah, termasuk yang menyoroti Menteri Energi Jerman, Katherina Reiche, atas dukungannya terhadap gas alam.

Saat ini, koalisi pemerintah yang dipimpin Partai Kristen Demokrat (CDU) dan Sosial Demokrat (SPD) berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas hingga 20 gigawatt pada tahun 2030. Infrastruktur ini dimaksudkan untuk menjadi cadangan ketika energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik.

Namun, langkah tersebut mendapat kritik tajam. Dalam wawancara dengan penyiar publik Jerman, hr, juru bicara Fridays for Future, Carla Reemtsma, menuduh pemerintah sengaja memunculkan keresahan publik dengan meragukan efektivitas energi terbarukan.

“Padahal, konsensusnya jelas: kita harus segera meninggalkan bahan bakar fosil. Justru pemerintah memperpanjang model bisnis lama yang merusak iklim dan mahal,” tegas Reemtsma, menyindir latar belakang Reiche yang pernah menjadi pelobi gas dilansir Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru