Rabu, 31 Desember 2025

Keluarga Korban Air India 171 Gugat Boeing dan Honeywell Usai Tragedi Maut 260 Jiwa


 Keluarga Korban Air India 171 Gugat Boeing dan Honeywell Usai Tragedi Maut 260 Jiwa Gugatan yang diajukan di Delaware menyalahkan sakelar pemutus bahan bakar yang rusak atas kecelakaan di Ahmedabad pada bulan Juli. (Foto: Amit Dave/Reuters/The Guardian)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Tragedi jatuhnya pesawat Air India 171 yang menewaskan 260 orang pada 12 Juni 2025 kini berbuntut panjang di ranah hukum. Keluarga empat penumpang yang menjadi korban resmi mengajukan gugatan terhadap Boeing dan Honeywell, dua perusahaan besar di bidang kedirgantaraan yang dianggap lalai dalam memastikan keselamatan penerbangan.

Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner dengan rute Ahmedabad–London itu jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad. Gugatan diajukan ke Pengadilan Tinggi Delaware, AS, dengan tuduhan bahwa sakelar pemutus bahan bakar (fuel cutoff switch) yang diproduksi Honeywell dan dipasang pada pesawat Boeing memiliki kelemahan desain fatal.

Dugaan Kelalaian Produsen

Dalam dokumen gugatan, keluarga korban menuding mekanisme penguncian pada sakelar bahan bakar bisa terlepas atau dimatikan secara tidak sengaja. Akibatnya, pasokan bahan bakar ke mesin terhenti dan pesawat kehilangan tenaga dorong saat proses lepas landas.

Masalah ini sejatinya sudah diperingatkan oleh Badan Penerbangan Federal AS (FAA) sejak 2018. Namun, menurut penggugat, Boeing maupun Honeywell tetap membiarkan komponen bermasalah itu digunakan.

Investigasi awal yang dilakukan Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB) juga mengungkap bahwa Air India tidak menjalankan inspeksi yang direkomendasikan. Catatan pemeliharaan memperlihatkan modul kontrol throttle—tempat sakelar bahan bakar berada—sempat diganti pada 2019 dan 2023 di pesawat yang sama.

Polemik Hasil Investigasi

Rekaman kokpit bahkan menunjukkan kapten pilot sempat memutus aliran bahan bakar sebelum pesawat kehilangan kendali. Namun, sejumlah pakar keselamatan penerbangan meragukan klaim bahwa tombol itu bisa tertekan tanpa disengaja, mengingat desain dan letaknya di kokpit.

Laporan awal AAIB pada Juli 2025 sempat membebaskan Boeing dan GE Aerospace dari tuduhan langsung, tapi keluarga korban menilai penyelidikan terlalu menitikberatkan pada kesalahan pilot dilaporkan The Guardian.

Gugatan Pertama di AS

Gugatan ini tercatat sebagai yang pertama diajukan di Amerika Serikat terkait tragedi Air India 171. Empat korban yang menjadi dasar gugatan adalah Kantaben Dhirubhai Paghadal, Naavya Chirag Paghadal, Kuberbhai Patel, dan Babiben Patel. Mereka termasuk dari 229 penumpang yang meninggal, bersama 12 awak kabin dan 19 warga sipil di darat. Hanya satu penumpang yang berhasil selamat.

Para pengacara korban memilih jalur hukum di AS karena pengadilan di sana dikenal lebih berpihak pada penggugat dalam kasus industri penerbangan. Strategi ini juga meniru kasus sebelumnya, ketika Boeing harus menanggung lebih dari 20 miliar dolar AS akibat dua kecelakaan fatal pesawat 737 Max pada 2018 dan 2019.

Sikap Boeing dan Honeywell

Hingga kini Boeing enggan memberikan komentar resmi, sementara Honeywell belum merespons permintaan keterangan media. Keduanya merupakan perusahaan yang berbadan hukum di Delaware.

Meski penyebab pasti kecelakaan belum ditetapkan, gugatan keluarga korban semakin menekan reputasi Boeing dan Honeywell yang sebelumnya sudah disorot tajam terkait isu keselamatan.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru