Selasa, 30 Desember 2025

China Menyatakan Nvidia Langgar Aturan Antimonopoli terkait Akuisisi Melanox


 China Menyatakan Nvidia Langgar Aturan Antimonopoli terkait Akuisisi Melanox China: Nvidia Langgar Aturan Antimonopoli Terkait Akuisisi Melanox. (NVIDIA Blog)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Otoritas pengatur pasar di China memutuskan bahwa perusahaan semikonduktor asal Amerika Serikat, Nvidia, telah melanggar aturan antimonopoli dalam akuisisinya terhadap Melanox Technologies. Putusan itu diumumkan pada Senin, 15 September 2025, dan menjadi sorotan di tengah memanasnya hubungan dagang antara China dan Amerika Serikat.

Putusan tersebut merujuk pada akuisisi Melanox Technologies, perusahaan penyedia solusi jaringan komputer yang dilakukan Nvidia pada tahun 2020 dengan nilai sebesar 7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp114,5 triliun saat ini.

Dalam pernyataannya kepada media, juru bicara Nvidia menyatakan bahwa perusahaan akan menghormati proses hukum dan siap bekerja sama dengan otoritas terkait. Nvidia juga menegaskan komitmennya untuk mematuhi semua peraturan, termasuk yang berkaitan dengan kontrol ekspor dan persaingan pasar.

Meskipun belum ada konsekuensi resmi yang diumumkan, keputusan regulator China tersebut diperkirakan dapat memperkeruh negosiasi perdagangan yang tengah berlangsung antara Beijing dan Washington di Madrid, Spanyol. Meski pembahasan tidak secara langsung menyasar sektor semikonduktor, isu akses China terhadap chip Nvidia tetap menjadi salah satu topik sensitif dalam perundingan bilateral tersebut.

Ketegangan ini menambah kompleksitas lanskap ekspor teknologi tinggi, terutama sejak pemerintah Amerika Serikat memperketat pengawasan terhadap distribusi chip berbasis kecerdasan buatan (AI) ke negara-negara tertentu.

Pada Januari 2025, menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Joe Biden mengeluarkan kebijakan Difusi AI, yang membatasi ekspor chip AI buatan AS ke sejumlah negara, termasuk China. Meskipun aturan itu dicabut oleh Departemen Perdagangan AS pada Mei 2025, ketidakpastian masih membayangi masa depan ekspor chip AI ke pasar China.

Selanjutnya, pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump, perjanjian lisensi ekspor chip diberlakukan pada April 2025. Lalu pada Juli 2025, perusahaan-perusahaan teknologi AS kembali diizinkan menjual chip ke China. Namun, sebagai bagian dari kesepakatan baru, mereka diwajibkan menyerahkan 15 persen dari total nilai penjualan chip ke pemerintah AS.

Sementara itu, China menanggapi kebijakan ini dengan pelarangan pembelian chip dari Nvidia oleh perusahaan-perusahaan domestik. Menurut laporan keuangan terbaru Nvidia, tidak ada chip buatan mereka yang berhasil lolos dalam proses ekspor baru ke China sejak larangan tersebut diberlakukan.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru