Minggu, 14 September 2025

Revolusi Gen Z Nepal, Protes Media Sosial Guncang Pemerintahan, PM Sharma Oli Mundur


 Revolusi Gen Z Nepal, Protes Media Sosial Guncang Pemerintahan, PM Sharma Oli Mundur Massa mengikuti demonstrasi yang menentang pelarangan media sosial oleh pemerintah Nepal. (Anadolu/as)

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Gelombang demonstrasi besar-besaran mengguncang Nepal setelah pemerintah sempat memblokir sejumlah platform media sosial populer. Aksi protes yang meluas, didominasi generasi muda dan dijuluki “Revolusi Gen Z”, berujung pada jatuhnya korban jiwa hingga kejatuhan Perdana Menteri K.P. Sharma Oli.

Pemblokiran Media Sosial Picu Amarah Warga

Ketegangan bermula ketika otoritas Nepal memutuskan untuk memblokir platform besar seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, YouTube, X (Twitter), hingga LinkedIn. Alasannya, perusahaan teknologi tersebut dianggap tidak memenuhi kewajiban mendaftar ke Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi sesuai batas waktu yang ditentukan.

Namun, kebijakan itu justru menyulut kemarahan publik. Ribuan warga, terutama anak muda, turun ke jalan menuntut kebebasan berekspresi sekaligus menolak apa yang mereka anggap sebagai upaya membungkam suara rakyat.

Protes Meluas dan Menelan Korban

Demonstrasi yang dimulai di ibu kota Kathmandu dengan cepat menjalar ke berbagai kota besar. Bentrokan dengan aparat tidak terelakkan. Gas air mata, meriam air, hingga peluru tajam digunakan untuk membubarkan massa.

Data dari media lokal menyebutkan, sedikitnya 19 orang tewas dan lebih dari 300 orang luka-luka dalam bentrokan tersebut. Bahkan, kediaman pribadi PM Oli di Baluwatar ikut dibakar massa, disusul pembakaran rumah sejumlah politisi lainnya.

Situasi semakin memanas ketika pengunjuk rasa berhasil menduduki gedung parlemen dan menyerbu Hotel Hilton di Kathmandu. Kepulan asap terlihat di atas hotel tersebut, meski hingga kini belum jelas bagian mana yang terbakar.

Tekanan Oposisi dan Mundurnya Perdana Menteri

Melihat eskalasi yang tak terkendali, partai-partai oposisi mendesak Oli mundur karena dinilai gagal mengelola krisis. “Ia bertanggung jawab atas tindakan brutal pemerintah terhadap warganya yang hanya menggunakan hak demokratis,” ujar Barshaman Pun, wakil sekretaris jenderal Partai Komunis Nepal.

Pada Selasa (9/9/2025), PM K.P. Sharma Oli akhirnya menyatakan pengunduran diri. Presiden Ram Chandra Paudel segera menerima keputusan itu dan memulai proses penunjukan perdana menteri baru dikutip Antara.

India Siaga Tinggi di Perbatasan

Kerusuhan di Nepal juga membuat India, negara tetangga terdekat, meningkatkan kewaspadaan. Otoritas di wilayah Bengal Barat dan Panitanki memberlakukan status siaga tinggi serta menambah pos polisi di perbatasan untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari krisis politik Nepal.

Kementerian Luar Negeri India menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa dan menyerukan agar semua pihak di Nepal menahan diri serta menyelesaikan konflik melalui jalur damai.

Larangan Dicabut, Tantangan Masih Panjang

Di tengah tekanan publik, pemerintah Nepal akhirnya mencabut kebijakan pemblokiran media sosial. Meski begitu, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sudah terlanjur goyah. “Revolusi Gen Z” menjadi simbol kemarahan generasi muda Nepal terhadap praktik otoritarianisme dan dugaan korupsi di pemerintahan.

Kini, Nepal menghadapi tantangan besar: menata kembali stabilitas politik, membangun kembali kepercayaan publik, dan memastikan kebebasan demokrasi tetap terjaga.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru