Loading
Logo Hyundai. (ANTARA News/Ho)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Pabrik mobil listrik Hyundai di Ellabell, Georgia, Amerika Serikat, menjadi sorotan besar setelah otoritas imigrasi melakukan penggerebekan dan menahan 475 pekerja pada Kamis (4/9/2025). Penangkapan massal ini merupakan hasil dari penyelidikan berbulan-bulan yang dilakukan oleh Homeland Security Investigations (HSI).
Steven Schrank, agen khusus HSI untuk wilayah Georgia, menjelaskan bahwa operasi tersebut dilakukan untuk memastikan perlindungan lapangan kerja bagi warga lokal serta mencegah praktik perekrutan ilegal. “Kami ingin menjaga integritas ekonomi dan memastikan pekerja tidak dieksploitasi,” ujarnya dalam konferensi pers.
Hingga kini belum ada dakwaan pidana resmi yang diumumkan. Namun, pihak berwenang menyebut bukti tambahan terus dikumpulkan dari dalam fasilitas setelah penggeledahan. Penyelidikan kini difokuskan pada pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab atas perekrutan pekerja tanpa dokumen resmi.
Operasi ini melibatkan sejumlah lembaga federal, termasuk FBI, Bea Cukai dan Patroli Perbatasan, Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api (ATF), Badan Penegakan Narkoba (DEA), hingga US Marshals. Skala keterlibatan ini menunjukkan bahwa kasus Hyundai dianggap serius oleh pemerintah AS.
Fasilitas Hyundai Metaplant sendiri masih dalam tahap pembangunan. Proyek yang juga melibatkan LG ini pernah dipuji oleh Gubernur Georgia, Brian Kemp, pada 2023 sebagai investasi terbesar dalam sejarah negara bagian tersebut. Pabrik tersebut dijadwalkan beroperasi penuh mulai tahun depan dan menjadi salah satu pusat produksi kendaraan listrik terbesar di Amerika.
Menanggapi situasi ini, pihak Hyundai menyatakan sedang memantau perkembangan kasus secara seksama. “Kami selalu menempatkan keselamatan serta kesejahteraan pekerja sebagai prioritas, dan mematuhi hukum di setiap negara tempat kami beroperasi,” demikian pernyataan resmi perusahaan.
Kasus ini diperkirakan akan terus menjadi perhatian publik, terutama terkait masa depan ribuan lapangan kerja yang dijanjikan dari proyek investasi raksasa Hyundai di Georgia.