Selasa, 30 Desember 2025

Xi Jinping Tegaskan Dunia di Persimpangan Damai atau Perang, Parade Militer Tiongkok Hadirkan Putin dan Kim Jong-un


 Xi Jinping Tegaskan Dunia di Persimpangan Damai atau Perang, Parade Militer Tiongkok Hadirkan Putin dan Kim Jong-un Xi Jinping, Putin dan Kim tampil bersama di parade militer besar-besaran Beijing. (Foto: The Guardian)

BEIJING, ARAHKITA.COM – Tiongkok menutup pekan diplomasi internasionalnya dengan sebuah pertunjukan kekuatan besar-besaran. Presiden Xi Jinping, didampingi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, menghadiri parade militer akbar yang menandai 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II.

Dalam pidatonya di hadapan lebih dari 50 ribu orang di Lapangan Tiananmen, Xi menegaskan bahwa dunia kini menghadapi pilihan besar: “damai atau perang, dialog atau konfrontasi.” Ia menyebut rakyat Tiongkok akan selalu berdiri “di sisi sejarah yang benar” dan tidak akan pernah tunduk pada tekanan dari pihak mana pun.

Pamer Kekuatan Militer Tiongkok

Parade tersebut menampilkan ribuan pasukan, deretan tank, drone, jet tempur hingga rudal jarak jauh dan senjata hipersonik terbaru. Beberapa teknologi militer yang dipamerkan bahkan ditampilkan untuk pertama kalinya, termasuk rudal antarbenua DF-61 yang digadang-gadang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Menurut para analis, unjuk kekuatan ini bukan sekadar seremoni peringatan, melainkan pesan simbolis kepada Barat, terutama Amerika Serikat dan sekutunya, bahwa Beijing siap menghadapi siapa pun yang menantang kepentingan nasionalnya.

Jennifer Parker, peneliti bidang pertahanan di UNSW Canberra, menyebut parade tersebut sebagai “demonstrasi pesan politik,” bukan sekadar etalase teknologi. “Pemilihan senjata yang ditampilkan jelas ditujukan untuk mengirimkan sinyal kepada dunia,” katanya.

Diplomasi Anti-Barat?

Kehadiran Putin dan Kim Jong-un dalam parade ini mencuri perhatian dunia. Potret tiga pemimpin otoriter berjalan di karpet merah Tiananmen dianggap sebagai bentuk perlawanan terang-terangan terhadap sanksi dan tekanan Barat.

“Beijing ingin menunjukkan bahwa meskipun Rusia dan Korea Utara menghadapi isolasi internasional, Tiongkok tetap berada di sisi mereka,” ujar Wen-Ti Sung, peneliti di Atlantic Council.

Kim Jong-un bahkan dilaporkan langsung mengadakan pertemuan formal dengan Putin beberapa jam setelah parade, menyatakan kesediaannya membantu Rusia dalam konflik Ukraina, menyebutnya sebagai “tugas persaudaraan.”

Trump Ikut Menyindir

Mantan Presiden AS Donald Trump tak ketinggalan memberi komentar. Lewat akun Truth Social, ia menulis ucapan selamat kepada Xi sekaligus menyindir dengan mengatakan: “Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin dan Kim Jong-un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat.”

Pesan ke Taiwan dan Dunia

Xi Jinping juga kembali menyinggung soal “peremajaan bangsa Tiongkok,” istilah yang kerap dikaitkan dengan ambisi pencaplokan Taiwan. Meski mendapat perlawanan keras dari rakyat dan pemerintah Taiwan, Xi menegaskan bahwa isu kedaulatan tidak bisa ditawar sebagaimana dilaporkan The Guardian.

Parade militer ini memperlihatkan modernisasi besar Tentara Pembebasan Rakyat, meski di saat bersamaan masih dibayangi isu korupsi internal dan pembersihan pejabat militer di tingkat tinggi.

Dengan hadirnya Putin, Kim Jong-un, serta sejumlah pemimpin dari Iran hingga Myanmar, parade Tiongkok tahun ini dipandang sebagai simbol lahirnya kembali poros anti-Barat yang berpotensi membentuk dinamika geopolitik baru di Asia hingga Eropa Timur.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru