Loading
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Jumat, 22 Agustus 2025. (Net)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Pemerintah Tiongkok menegaskan tetap menjaga posisi netral dan adil dalam konflik Rusia–Ukraina, meski Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak usulan agar China dilibatkan sebagai penjamin keamanan dalam proses gencatan senjata.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyampaikan bahwa Beijing selalu berpegang pada prinsip objektif dan tidak berpihak dalam merespons krisis tersebut.
“China selalu menempatkan diri secara adil dan jujur dalam isu Ukraina, dan hal itu bisa dilihat oleh semua pihak,” ujar Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Jumat (22/8/2025).
Pernyataan itu muncul setelah Zelenskyy menegaskan bahwa negaranya hanya membutuhkan jaminan keamanan dari negara-negara yang benar-benar siap membantu Ukraina di masa krisis. Ia bahkan menyebut Inggris, Prancis, dan Jerman bersedia mengirim pasukan ke wilayahnya.
Mao Ning menambahkan bahwa keamanan kawasan sebaiknya dibangun secara bersama, menyeluruh, dan berkelanjutan. “China siap memainkan peran konstruktif untuk mendorong penyelesaian politik krisis Ukraina,” katanya.
Latar Belakang Penolakan Ukraina
Sikap tegas Ukraina ini menyusul pertemuan Zelenskyy dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan sejumlah pemimpin Eropa di Gedung Putih. Pertemuan itu menghasilkan komitmen AS untuk memberikan jaminan keamanan kepada Ukraina, termasuk opsi dukungan udara, sementara negara-negara Eropa masih menimbang bentuk kontribusi mereka.
Di sisi lain, Rusia melalui Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov sempat menyampaikan rencana membangun sistem jaminan keamanan yang melibatkan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, termasuk China. Usulan tersebut mengacu pada perundingan Istanbul tahun 2022 yang akhirnya ditolak Kiev karena dinilai memberi Rusia hak veto atas dukungan pihak ketiga.
Hubungan China, Rusia, dan Ukraina
Sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Moskow dan Beijing mendeklarasikan kemitraan “tanpa batas”. Walau China tidak memberikan bantuan militer langsung, Ukraina berulang kali menuding adanya komponen buatan China dalam persenjataan Rusia. Selain itu, dukungan diplomatik dan ekonomi Beijing kepada Moskow juga menuai kritik dari Zelenskyy.
Menanggapi desakan Trump agar digelar pertemuan trilateral, Zelenskyy menyatakan kesiapannya bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun ia menolak jika pertemuan dilakukan di Moskow, dan lebih memilih lokasi netral seperti Swiss, Austria, atau Turki dikutip Antara.