Trump Dorong Pertemuan Trilateral dengan Putin dan Zelenskyy, Upaya Baru Akhiri Perang Ukraina?

ALASKA, ARAHKITA.COM – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menggemparkan panggung diplomasi internasional. Ia menyatakan niatnya untuk menggelar pertemuan trilateral bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada 22 Agustus mendatang. Kabar ini pertama kali dilaporkan media Axios pada Sabtu (16/8/2025).

Langkah tersebut muncul setelah Trump melakukan pertemuan tatap muka dengan Putin di Anchorage, Alaska, Jumat lalu. Pertemuan itu menjadi momen bersejarah karena menandai kunjungan pertama Putin ke Amerika Serikat sejak 2007, sekaligus pertemuan langsung pertama kedua pemimpin setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Usai pembicaraan di Alaska, Trump langsung menghubungi sejumlah pemimpin Eropa melalui sambungan telepon. Ia menegaskan rencananya untuk mempertemukan Putin dan Zelenskyy dalam satu meja perundingan, sembari mengundang para pemimpin Eropa ikut hadir.

• Baca juga:

  Kepala WHO Bela Penanganan Pandemi COVID-19 terhadap Kritik Trump

Sebelumnya, Trump sudah lebih dulu bertatap muka dengan Zelenskyy di Gedung Putih pada Senin lalu. Pertemuan itu disebut sebagai bagian dari upaya awal membangun jembatan komunikasi dengan pihak Ukraina sebelum masuk ke forum trilateral.

Meski demikian, hingga kini Putin belum secara resmi merespons undangan tersebut. Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Alaska, Putin hanya menyebut bahwa dirinya dan Trump telah mencapai “kesepahaman.” Trump sendiri mengakui adanya “kemajuan tertentu,” meski belum ada kesepakatan konkret untuk menghentikan perang.

• Baca juga:

  Trump Dorong Pertemuan Trilateral dengan Putin dan Zelenskyy, Upaya Baru Akhiri Perang Ukraina?

Pertemuan yang Dinantikan Dunia

Jika rencana ini benar-benar terealisasi, maka pertemuan trilateral Trump–Putin–Zelenskyy berpotensi menjadi salah satu forum diplomasi paling penting sejak konflik Ukraina meletus. Dunia internasional kini menanti, apakah langkah Trump ini sekadar wacana politik atau benar-benar bisa membuka jalan menuju perdamaian.