Elon Musk Luncurkan Partai Amerika, Serang Trump dan Sistem Dua Partai


 Elon Musk Luncurkan Partai Amerika, Serang Trump dan Sistem Dua Partai Elon Musk Luncurkan Partai Amerika, Serang Trump dan Sistem Dua Partai. (Kumparan)

WASHINGTON, ARAHKITA.COM – Elon Musk resmi mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama Partai Amerika sebagai bentuk perlawanan terhadap apa yang ia sebut sebagai “sistem satu partai” di Amerika Serikat. Langkah ini diumumkan melalui media sosial X pada Sabtu (5/7), sehari setelah Hari Kemerdekaan AS.

Musk, yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung Presiden Donald Trump, kini menjadi salah satu pengkritik terkeras rencana pengeluaran besar-besaran pemerintah. Ia menyebut pengeluaran federal yang tidak terkendali akan menyebabkan kebangkrutan negara.

"Jika menyangkut kebangkrutan negara kita dengan pemborosan dan korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi," tulis Musk.

"Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda."

Dalam jajak pendapat yang digelar Musk di platform X, sekitar 1,2 juta pengguna memberikan suara. Hasilnya, dua dari tiga responden menyatakan menginginkan partai politik baru di luar Partai Republik dan Demokrat.

Musk juga menyatakan akan memfokuskan dukungan politiknya untuk merebut kursi DPR dan Senat yang dianggap strategis. Ia menyebut akan menargetkan 2 hingga 3 kursi Senat serta 8 hingga 10 distrik DPR untuk memastikan pengaruh legislatif.

Perseteruan antara Musk dan Trump, dilansir CNA, makin memanas sejak akhir Juni lalu, ketika Trump mendesak Partai Republik mendukung RUU Big Beautiful yang belakangan disahkan Kongres. Musk menentang keras RUU itu dan menyebutnya sebagai bentuk “perbudakan utang”.

Presiden Trump menanggapi dengan ancaman akan mendeportasi Musk dan mencabut pendanaan federal dari perusahaannya. “Kita harus memeriksanya,” kata Trump saat ditanya wartawan tentang kemungkinan deportasi Musk.

Sebagai respons, Musk berjanji akan melawan politisi yang mendukung pengeluaran berlebihan.

“Mereka akan kalah dalam pemilu pendahuluan tahun depan jika itu hal terakhir yang saya lakukan di bumi ini,” tegasnya.

Meski Musk dikenal sebagai tokoh berpengaruh dan memiliki kekayaan besar, para analis menilai membentuk partai baru di AS merupakan tantangan berat. Sejarah menunjukkan bahwa pihak ketiga sering kali memecah suara pemilih tanpa benar-benar meraih kemenangan, seperti yang terjadi pada pencalonan Ross Perot pada 1992.

Sementara itu, ketegangan antara Musk dan Trump disebut berdampak terhadap nilai saham Tesla. Saham sempat melonjak usai kemenangan Trump pada November, namun mengalami penurunan tajam beberapa bulan terakhir.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru