Loading
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengklaim berhasil mengacaukan sistem pertahanan udara Israel dalam serangan rudal balistik terbaru yang merupakan bagian dari Operasi True Promise III.
Menurut laporan kantor berita Tasnim, IRGC menyebut mereka menggunakan “metode dan kemampuan baru” yang membuat sistem pertahanan multi-level Israel gagal berfungsi dan bahkan saling menyerang satu sama lain. Klaim ini muncul setelah gelombang serangan Israel ke Iran yang diluncurkan pada Jumat malam, 13 Juni 2025, dalam Operasi Rising Lion.
Dalam operasi tersebut, angkatan udara Israel menyerang lebih dari 100 target militer dan nuklir di seluruh Iran, termasuk fasilitas di Natanz, Fordow, dan markas militer di Teheran. Beberapa pejabat militer tinggi Iran, termasuk Kepala Staf Umum dan komandan IRGC, dilaporkan tewas. Beberapa ilmuwan nuklir juga termasuk di antara korban.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato kepada para warga negaranya, menyebut bahwa serangan terhadap Iran sebagai bentuk kejahatan, seraya mengatakan bahwa Israel akan menghadapi "nasib yang pahit dan mengerikan."
Baca juga:
AS Jatuhkan Sanksi Baru atas Perdagangan Minyak Iran, Targetkan Jaringan Terkait Hizbullah dan IRGCIRGC menyatakan Republik Islam Iran telah meluncurkan Operasi True Promise III terhadap target militer di Israel sebagai tanggapan atas serangan pasukan Zionis tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Intelijen Iran pada Selasa (10/6) menyatakan telah memperoleh akses ke program rudal Israel dan berencana untuk berbagi beberapa data tersebut dengan kelompok-kelompok anti-Israel.
Menteri Intelijen Iran, Esmaeil Khatib menggambarkan dokumen-dokumen tersebut sebagai "harta karun informasi intelijen" yang akan memperkuat potensi daya serang Negeri Para Mullah itu.
"Bagian lain dari dokumen yang diterima terkait dengan program militer dan rudal (Israel), serta dokumentasi teknis yang terkait dengan proyek-proyek ilmiah dan teknis penggunaan ganda," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan dilansir Antara.
Kementerian itu mengatakan pula bahwa sebagian besar dokumen tersebut akan digunakan oleh angkatan bersenjata Iran.
Sementara bagian lainnya akan dibagikan dengan negara-negara sahabat atau akan diberikan kepada organisasi-organisasi dan kelompok-kelompok anti-Israel.