Selasa, 30 Desember 2025

Ribuan Warga Turun ke Jalan London, Tolak Kebijakan Penghematan Pemerintah


 Ribuan Warga Turun ke Jalan London, Tolak Kebijakan Penghematan Pemerintah Orang-orang yang menghadiri protes Majelis Rakyat Menentang Penghematan di pusat kota London. (Fotografer: Lucy North/PA- Bloomberg.com)

LONDON, ARAHKITA.COM - Ribuan orang memadati pusat kota London pada Sabtu (7/6/2025) dalam aksi protes besar-besaran menentang kebijakan penghematan dan pemotongan anggaran kesejahteraan sosial oleh pemerintah. Aksi ini diorganisir oleh kelompok kampanye People’s Assembly sebagai bentuk perlawanan terhadap reformasi kebijakan yang dianggap semakin menyulitkan masyarakat miskin dan rentan.

Dalam unjuk rasa yang berlangsung damai tersebut, para peserta membawa berbagai poster dan plakat yang menggambarkan tuntutan mereka. Di antaranya tertulis, "Pajak Orang Kaya, Bukan Rakyat Biasa", "Perawat Bukan Nuklir", serta "Hentikan Perang, Lindungi Kesejahteraan".

Tokoh Politik dan Serikat Pekerja Turut Hadir

Aksi yang dimulai dari Portland Place dan berakhir di kawasan pemerintahan Whitehall itu juga dihadiri tokoh-tokoh politik seperti Jeremy Corbyn dan Diane Abbott. Keduanya dijadwalkan menyampaikan pidato solidaritas dalam rapat umum.

Perwakilan dari berbagai kelompok seperti Serikat Pendidikan Nasional (NEU), Partai Hijau, Partai Komunis Revolusioner, serta serikat pekerja RMT (Kereta Api, Maritim, dan Transportasi) terlihat bergabung dalam barisan massa.

Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah

Menurut juru bicara People’s Assembly, kebijakan fiskal yang diberlakukan saat ini justru memperdalam krisis pelayanan publik. Ia menyoroti berbagai kebijakan yang dinilai menyasar kelompok rentan, seperti penghapusan bantuan bahan bakar musim dingin, pembatasan tunjangan anak, pemotongan anggaran kesejahteraan sebesar £5 miliar, serta pengurangan bantuan luar negeri.

Sementara itu, pemerintah justru meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 2,5% dari PDB.

“Pilihan yang sulit sebenarnya bukan soal memotong bantuan sosial, tapi bagaimana pemerintah berani mengenakan pajak pada kekayaan tersembunyi orang-orang kaya untuk membiayai layanan publik dan investasi bagi masyarakat,” ujar juru bicara tersebut sebagaimana dilaporkan Harry Stedman dan Alan Jones dari The Press Association untuk Bloomberg.

Seruan untuk Masyarakat yang Lebih Adil

Dengan slogan “No to Austerity 2.0”, aksi ini menyatukan berbagai elemen masyarakat, mulai dari aktivis hak disabilitas, pegiat perumahan, hingga kelompok kampanye kesehatan. Mereka menyerukan pentingnya pendidikan yang layak, penguatan NHS (Layanan Kesehatan Nasional), dan dukungan penuh bagi kelompok rentan, termasuk pengungsi.

“Kita menghadapi gelombang retorika sayap kanan yang mengandalkan politik kebencian dan perpecahan. Saatnya kita menciptakan masyarakat yang adil, peduli, dan ramah bagi semua, terutama bagi generasi masa depan,” tutup penyelenggara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Internasional Terbaru