Trump: ‘Keputusan Final soal Sanksi Baru untuk Rusia Ada di Tangan Saya‘

WHASINGTON, ARAHKITA.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa dirinya akan mengambil keputusan pribadi terkait rancangan undang-undang (RUU) sanksi baru terhadap Rusia yang sedang dibahas di Senat. Menurutnya, RUU tersebut memiliki kekuatan besar dan menyebut keputusan akhir tetap berada di tangannya.

"Mereka memiliki RUU tersebut, tapi itu akan terserah saya. Itu pilihan saya. Mereka membuatnya seperti itu... itu adalah RUU yang sangat kuat," ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih, sebagaimana dilansir dari RIA Novosti, Sabtu (7/6/2025).

• Baca juga:

  Persoalkan ‘Presidential Threshold’, Seorang ASN Gugat UU Pemilu

Trump mengatakan dia tidak meminta Senat melonggarkan pembatasan yang ditetapkan oleh inisiatif legislatif tersebut.

Sebelumnya pada Jumat (6/6), Wall Street Journal melaporkan, dengan mengutip sejumlah sumber, bahwa pemerintahan Trump meminta Senator Republik Lindsey Graham untuk melemahkan isi dari RUU baru tentang sanksi terhadap Rusia itu.

• Baca juga:

  Zelenskyy Peringatkan: Putin Bisa Perluas Serangan ke Negara Eropa Lain

Laporan tersebut mengatakan bahwa Gedung Putih khawatir bahwa pengetatan sanksi akan merugikan upaya Trump membangun dialog dengan Moskow dan mengakhiri konflik Ukraina.

RUU tersebut, yang telah didukung oleh lebih dari 80 senator, mengusulkan penerapan pembatasan terhadap sejumlah pejabat penting Rusia dan sektor ekonomi, serta sanksi terhadap negara-negara yang bekerja sama dengan Moskow.

• Baca juga:

  Perang Ganggu Pengobatan, WHO Akan Pasok Obat HIV ke Ukraina

Sebelumnya, dilansir Antara, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan Presiden Donald Trump mungkin memiliki sudut pandangnya sendiri tentang situasi di Ukraina, tetapi bagi Rusia ini adalah soal kepentingan nasional dan masa depan negara.

"Presiden AS mungkin memiliki sudut pandangnya sendiri tentang apa yang terjadi. Bagi kami, ini adalah soal eksistensi, soal kepentingan nasional kami, keamanan, dan masa depan anak-anak kami,” kata Peskov kepada wartawan pada Jumat (5/6).

“Ini adalah tentang masa depan negara kami,” ujarnya, menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Peskov ketika mengomentari Trump yang mengibaratkan konflik Rusia-Ukraina seperti perkelahian “antara dua bocah”.