Rabu, 31 Desember 2025

Densus 88 Ungkap Perekrut Anak yang Terafiliasi ISIS, Modus Gunakan Medsos hingga Game Online


 Densus 88 Ungkap Perekrut Anak yang Terafiliasi ISIS, Modus Gunakan Medsos hingga Game Online Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana (tengah) berbicara dalam konferensi pers "Penanganan Anak Rekrutmen Secara Online Terhadap Anak-anak Oleh Kelompok Terorisme" di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (18/11/2025). (ANTARA/Nadia Putri Rahmani)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali membongkar praktik rekrutmen anak oleh jaringan terorisme. Dari lima tersangka yang ditangkap, satu di antaranya diketahui sebagai pemain lama yang terafiliasi dengan kelompok ISIS.

Kelima tersangka tersebut ialah FW alias YT, LM (23), PP alias BBMS (37), MSPO (18), dan JJS alias BS (19). Menurut Juru Bicara Densus 88, AKBP Mayndra Eka Wardhana, salah satu dari mereka merupakan mantan narapidana terorisme yang kembali aktif setelah bebas.

“Pemain lama yang pertama ditangkap ini berasal dari jaringan ISIS atau Ansharut Daulah dan sudah pernah menjalani hukuman,” kata Mayndra di Jakarta, Selasa (18/11/2025).

Ia tidak membeberkan inisial pelaku, namun menegaskan bahwa yang bersangkutan kembali mencoba merekrut anak-anak setelah bebas.Penangkapan terhadap pelaku lama tersebut membuka jalan bagi Densus 88 untuk mengungkap jaringan yang lebih luas hingga akhirnya menangkap empat tersangka lainnya.

Modus Rekrutmen: Medsos dan Game Online

Mayndra menjelaskan bahwa para tersangka memanfaatkan ruang digital untuk menjerat anak-anak. Media sosial digunakan untuk menyebar narasi fantasi yang memancing ketertarikan, sementara game online dijadikan medium awal untuk berkomunikasi.

Di dalam gim daring, para pelaku memulai percakapan lewat fitur obrolan. Setelah kedekatan terjalin, korban dipindahkan ke grup khusus yang terenkripsi. Dari sinilah proses indoktrinasi dilakukan secara bertahap.

“Anak-anak tidak langsung diarahkan ke ideologi terorisme. Mereka dibuat tertarik dulu, lalu dimasukkan ke grup privat yang dikendalikan admin. Di ruang itu proses doktrin berlangsung,” jelasnya dikutip Antara.

Pencegahan Aksi Teror di Objek Vital

Selain menangani penyebaran paham radikal, Densus 88 juga melakukan pencegahan fisik. Mayndra mengungkapkan bahwa tim sempat mengamankan pelaku yang berencana melakukan aksi teror di Gedung DPR RI.

“Preventive strike ini dilakukan untuk melindungi objek vital negara serta keselamatan publik, termasuk keselamatan anak-anak yang berhasil mereka rekrut,” ujar Mayndra.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Hukum & Kriminalitas Terbaru