Loading
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra (kedua dari kiri) memberikan keterangan kepada pers terkait pengungkapan kasus penculikan yang berujung kematian Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37), Selasa (16/9/2025). ANTARA/Risky Syukur
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Kasus penculikan yang menimpa Kepala Cabang Pembantu (KCP) salah satu bank di Jakarta Pusat berinisial MIP (37) akhirnya terungkap. Polda Metro Jaya merinci bagaimana aksi kejahatan yang melibatkan 18 orang tersangka, termasuk dua oknum TNI, direncanakan dengan matang sejak Juni 2025.
Menurut keterangan Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol. Wira Satya Triputra, ide awal para pelaku bukanlah penculikan, melainkan upaya ilegal memindahkan dana dari rekening pasif (dormant) ke rekening penampungan yang sudah disiapkan.
Salah satu otak utama, tersangka C alias Ken, diketahui memiliki data rekening pasif dari sejumlah bank. Ia kemudian menghubungi motivator bernama Dwi Hartono (DH) untuk mencari celah dalam memuluskan rencana pemindahan dana. Tim IT pun disiapkan, tetapi eksekusi membutuhkan otoritas setingkat kepala cabang bank.
Karena upaya pendekatan gagal, para pelaku akhirnya memilih jalan pintas: menculik kepala cabang bank.
Perencanaan Rapi Sejak Juli 2025
Pada 30 Juli 2025, C, DH, dan AAM mengadakan pertemuan untuk membahas strategi. Mereka menargetkan korban setelah mengetahui identitas dan memegang kartu namanya.
Komunikasi intensif melalui WhatsApp pada 12 Agustus 2025 mengubah rencana: dari sekadar manipulasi rekening menjadi pemaksaan dengan kekerasan.
Tak lama setelah itu, DH merekrut JP untuk menyiapkan tim eksekusi. JP kemudian menggandeng oknum TNI berinisial Serka N. Pertemuan berlanjut pada 18 Agustus 2025 di sebuah kafe di Cibubur, di mana mereka mulai membentuk tim pembuntutan hingga penculikan.
Eksekusi Penculikan
Puncak rencana terjadi pada 20 Agustus 2025. Setelah membuntuti korban, sekitar pukul 15.30 WIB, korban MIP berhasil diculik di parkiran Lotte Mart Pasar Rebo, Jakarta Timur. Lima pelaku menggunakan mobil Avanza putih yang terekam CCTV.
Korban kemudian dipindahkan ke mobil Fortuner hitam di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, untuk selanjutnya dibawa ke rumah aman. Namun rencana meleset: tim penjemput tak kunjung datang, sementara kondisi korban melemah.
Akhirnya, korban ditinggalkan dalam keadaan tangan dan kaki terikat serta mulut dilakban di Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Tragis Berujung Nyawa
Sehari setelah penculikan, tepatnya 21 Agustus 2025 pukul 05.30 WIB, warga melaporkan penemuan mayat di area persawahan Serang Baru. Identitas korban kemudian dipastikan sebagai MIP, kepala cabang bank yang menjadi target operasi gelap tersebut.