Sabtu, 25 Januari 2025

Wang Xing, Aktor Muda China Jadi Korban Perdagangan Manusia di Perbatasan Thailand-Myanmar


 Wang Xing, Aktor Muda China Jadi Korban Perdagangan Manusia di Perbatasan Thailand-Myanmar Aktor China Wang Xing saat berbicara di kepolisian Thailand The Independent

JAKARTA, ARAHKITA.COM - Seorang aktor Tiongkok berusia 22 tahun yang hilang di dekat perbatasan Thailand-Myanmar ditemukan dan mengatakan telah menjadi korban perdagangan manusia setelah diselamatkan dari daerah tempat jaringan penipuan daring beroperasi.

Keluarga Wang Xing telah meminta bantuan dari kedutaan besar Tiongkok di Thailand setelah aktor tersebut hilang di provinsi Tak, Thailand utara yang berbatasan dengan Myanmar. Pihak berwenang Thailand menemukannya di Myanmar dan membawanya kembali untuk diinterogasi, kata polisi seperti dilaporkan The Independent.

"Dari penyelidikan awal, kami yakin dia adalah korban perdagangan manusia," kata inspektur jenderal polisi Thatchai Pitaneelaboot kepada wartawan setempat baru-baru ini.

"Wang Xinng diberitahu ada panggilan casting di Thailand tetapi malah dilatih untuk menipu orang Tiongkok lainnya," kata Thatchai, seraya menambahkan dia tidak diserang atau dianiaya.

Wang mengatakan kepada polisi Thailand bahwa sekelompok orang bersenjata mengirimnya ke pusat penipuan, di mana dia menemukan sedikitnya 50 orang lainnya terjebak seperti dia, demikian dikutip dari klip video yang dirilis  The Beijing News.

Aktor tersebut mengatakan bahwa ia menyadari bahwa ia tidak berada di Thailand ketika orang-orang bersenjata mendorongnya ke dalam mobil.

"Ada sekitar 50 orang di gedung tempat saya berada. Ada lebih banyak orang di gedung lain, dan orang-orang datang dari berbagai negara," katanya, seraya menambahkan bahwa ia dipaksa berlatih mengetik selama dua hingga tiga hari di bawah tekanan yang tinggi.

"Saya tidak bisa tidur. Saya tidak bisa makan. Dan saya bahkan tidak punya waktu untuk buang air kecil," imbuh Wang.

Kasus tersebut dibahas luas di media sosial Tiongkok dan ada kekhawatiran bahwa hal itu dapat merusak industri perhotelan dan pariwisata Thailand, yang merupakan pendorong utama ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara dan Tiongkok merupakan pasar sumber utamanya.

"Kita harus mengelola ini dengan baik agar tidak berdampak pada pariwisata Thailand," kata Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra.

Tahun lalu, Thailand menyambut 35,55 juta pengunjung asing, 6,74 juta di antaranya dari Tiongkok.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Hiburan Terbaru