Selasa, 30 Desember 2025

Prambanan Jazz Festival 2025: Panggung Musik, Diplomasi Budaya, dan Warisan Nusantara


 Prambanan Jazz Festival 2025: Panggung Musik, Diplomasi Budaya, dan Warisan Nusantara Prambanan Jazz Festival 2025 yang menggabungkan harmoni musik dan pelestarian budaya untuk pariwisata (Foto Dok. Kemenbud)

YOGYAKARTA, ARAHKITA.COM – Prambanan Jazz Festival 2025 kembali digelar dengan semangat yang lebih dari sekadar pertunjukan musik. Di balik denting nada dan sorotan lampu panggung, festival ini menjelma menjadi ruang diplomasi budaya yang mempertemukan tradisi, kreativitas, dan koneksi global.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan bahwa Prambanan Jazz bukan hanya festival tahunan, melainkan medium strategis yang memperkuat posisi budaya Indonesia di mata dunia.

"Musik adalah bahasa universal. Saat musisi dari berbagai negara tampil di latar Candi Prambanan, kita tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan tentang kekuatan dan kekayaan budaya Indonesia," ujar Fadli dalam keterangan resminya, Senin (7/7/2025).

Tema "Sebelas Selaras": Harmoni Musik, Alam, dan Budaya

Menginjak tahun ke-11, Prambanan Jazz 2025 mengusung tema "Sebelas Selaras" yang merefleksikan keselarasan antara musik, warisan budaya, dan keindahan alam. Panggung megah di pelataran Candi Prambanan menjadi saksi pertemuan lintas generasi musisi dan seniman yang menyatu dalam atmosfer spiritual dan historis.

Kementerian Kebudayaan mendukung penuh penguatan identitas bangsa lewat festival ini. Fadli menyoroti pentingnya keterlibatan seniman lokal serta pelestarian situs warisan seperti Prambanan agar festival tak kehilangan akar budayanya.

"Kolaborasi lintas generasi dan ruang berekspresi bagi seniman lokal menjadi kunci agar festival tetap berakar dan relevan secara budaya," tambahnya.

Kenny G dan eaJ Warnai Prambanan Jazz 2025

Tahun ini terasa istimewa dengan kembalinya Kenny G, maestro jazz dunia yang pernah tampil di awal mula festival. Ia hadir bukan hanya sebagai musisi, tetapi sebagai bagian dari perjalanan sejarah Prambanan Jazz.

Sementara itu, kehadiran eaJ, musisi Korea-Amerika dengan karya-karya emosional dan puitis, membawa warna baru yang dekat dengan generasi muda. Penampilannya menjadi simbol jembatan budaya antara Asia dan dunia, sekaligus inspirasi bagi perkembangan industri musik kreatif di Indonesia.

Tak ketinggalan, musisi-musisi nasional lintas generasi juga tampil memukau. Mereka menunjukkan kekayaan musikal Indonesia yang berakar kuat pada keragaman budaya Nusantara.

Pohon Hayat dan Tradisi Berkain: Sentuhan Seni dan Warisan

Prambanan Jazz 2025 juga mempersembahkan instalasi seni kolaboratif dari Indieguerillas, duo seniman kontemporer asal Yogyakarta. Mengangkat tema "Pohon Hayat", karya ini terinspirasi dari relief Candi Prambanan dan merefleksikan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.

Lebih dari itu, festival ini juga mengajak penonton mengenakan busana berkain, sebagai bentuk penghormatan terhadap wastra Nusantara. Tradisi berpakaian ini menjadi bagian tak terpisahkan dari atmosfer festival yang kental dengan nuansa lokal.

"Melihat para pengunjung mengenakan kain Nusantara di tengah konser adalah pemandangan yang membanggakan. Kita harus lebih percaya diri menampilkan warisan budaya kita dalam ruang-ruang publik seperti ini," tutup Fadli dikutip Antara.

Merayakan Musik, Merawat Budaya

Digelar pada 4–6 Juli 2025 di kawasan Candi Prambanan, Yogyakarta, Prambanan Jazz Festival tahun ini membuktikan bahwa konser musik bisa menjadi wahana diplomasi budaya. Perpaduan antara seniman lokal dan internasional, warisan sejarah, dan gaya hidup tradisional menciptakan pengalaman yang tak hanya menghibur, tetapi juga memperkaya jiwa.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Hiburan Terbaru