Selasa, 30 Desember 2025

RI Siapkan Kredit Keanekaragaman Hayati, Perkuat Koalisi Lingkungan di COP30 Brasil


 RI Siapkan Kredit Keanekaragaman Hayati, Perkuat Koalisi Lingkungan di COP30 Brasil Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq (kiri) mendengarkan pertanyaan wartawan saat sosialisasi hasil COP30 Brasil di Jakarta, Selasa (2/12/2025) ANTARA/Prisca Triferna

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pemerintah Indonesia tengah menyiapkan skema kredit keanekaragaman hayati atau biodiversity credit sebagai langkah baru dalam memperkuat pendanaan iklim dan perlindungan alam. Inisiatif ini mulai digarap melalui sejumlah kerja sama internasional yang diumumkan pada Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Belem, Brasil.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menjelaskan bahwa Indonesia kini membangun koalisi biodiversitas bersama Inggris dan Prancis melalui panel khusus yang membahas peluang pengembangan biodiversity credit. Langkah ini merujuk pada pembelajaran dari Paris Agreement, termasuk sisi kekuatan dan kekurangannya, agar Indonesia bisa menyusun mekanisme yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

“Kita sedang menata langkah-langkah strategis agar keanekaragaman hayati Indonesia dapat bernilai ekonomi melalui pengembangan biodiversity credit. Prosesnya sedang dipersiapkan secara serius,” ujar Hanif dalam sosialisasi hasil COP30 di Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Serangkaian Kerja Sama Internasional

Di COP30, Indonesia menandatangani sejumlah nota kesepahaman (MoU) dan letter of intent dengan berbagai negara dan lembaga internasional.

Salah satunya adalah kesepakatan antara Kementerian Lingkungan Hidup RI dan The Royal Foundation of The Prince and Princess of Wales yang berfokus pada penguatan konservasi biodiversitas, pembangunan berkelanjutan, hingga pemberantasan kejahatan lingkungan dan perdagangan ilegal satwa liar.

Indonesia juga meneken MoU dengan Kementerian Energi dan Iklim Inggris, yang mencakup kerja sama penguatan mitigasi–adaptasi perubahan iklim, tata kelola karbon, dan pengembangan ekonomi rendah karbon yang lebih kokoh.

Peluncuran Peta Jalan Ekosistem Karbon Biru

Pada COP30, pemerintah turut meluncurkan Peta Jalan dan Panduan Aksi Ekosistem Karbon Biru Indonesia. Dokumen ini menjadi arah strategis pengelolaan wilayah pesisir, mulai dari perlindungan dan pemulihan ekosistem hingga penguatan ekonomi kelautan yang rendah karbon dan lebih tangguh terhadap dampak iklim.

Langkah-langkah tersebut menjadi pelengkap dari target iklim baru Indonesia, termasuk penyampaian Second Nationally Determined Contribution (NDC) dan penyusunan Rencana Adaptasi Nasional kepada Sekretariat UNFCCC dilansir Antara.

Keduanya memperkuat arah kebijakan Indonesia dalam pengembangan nilai ekonomi karbon yang saat ini tengah dirapikan di dalam negeri.

Hanif menegaskan bahwa pemerintah tidak terburu-buru dalam merampungkan kerangka nilai ekonomi karbon.“Kami sangat percaya diri. Semua sedang berjalan dengan fondasi yang kuat,” ujarnya.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Green Economy Insight Terbaru