Rabu, 31 Desember 2025

Indonesia Perkuat Aksi Iklim: Kolaborasi Global Lindungi Gambut Tropis Dibawa ke COP30


 Indonesia Perkuat Aksi Iklim: Kolaborasi Global Lindungi Gambut Tropis Dibawa ke COP30 Wakil Ketua Forestry Interim Secretariat of ITPC Bambang Supriyanto (kiri) dan Direktur GMC Franziska Tanneberger (kanan) menunjukkan naskah kerjasama usai penandatanganan Deklarasi Bersama memperkuat perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut tropis di sela kegiatan Konferensi Para Pihak ke-30 (COP30) UNFCCC, di Belem, Brasil, Jumat (21/11). ANTARA/HO-Kementerian Kehutanan

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Indonesia kembali menunjukkan komitmen kuat dalam aksi iklim global. Melalui Forestry Interim Secretariat of the International Tropical Peatlands Centre (ITPC), Indonesia bekerja sama dengan Greifswald Mire Centre (GMC) untuk memperkuat perlindungan dan pengelolaan gambut tropis di dunia.

Kerja sama strategis ini ditegaskan lewat penandatanganan Deklarasi Bersama pada gelaran Conference of the Parties ke-30 (COP30) UNFCCC di Belem, Brasil, Jumat (21/11/2025). Deklarasi tersebut menjadi langkah penting meningkatkan kolaborasi berbasis sains untuk menjaga salah satu ekosistem paling kaya karbon di bumi.

Wakil Ketua ITPC, Bambang Supriyanto, menjelaskan bahwa ITPC akan terus menjalankan peran sebagai pusat kolaborasi internasional untuk pengelolaan gambut tropis di Asia Tenggara, Cekungan Kongo, hingga kawasan Amazon. Fokusnya mencakup pemetaan, pemantauan berbasis teknologi, riset, pertukaran pengetahuan, hingga peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan konferensi global.

“Kolaborasi ini akan membawa kerja sama internasional ke tingkat lebih tinggi, terutama dalam riset dan pemanfaatan sains untuk aksi iklim,” ujar Bambang.

Ia menegaskan bahwa langkah ini akan mendukung target Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 yang dicanangkan Indonesia—sebuah agenda besar untuk menekan emisi dari sektor kehutanan dan lahan.

Gambut Tropis: Penjaga Iklim Dunia

Indonesia memiliki 24 juta hektare lahan gambut tropis, dengan 89 gigaton karbon tersimpan di dalamnya. Angka tersebut setara dengan sekitar 20 tahun emisi bahan bakar fosil global. Karena itu, menjaga gambut berarti menjaga masa depan iklim dunia.

Senior Advisor Perubahan Iklim Kementerian Kehutanan RI, Haruni Krisnawati, menegaskan bahwa restorasi dan pengelolaan gambut yang baik mampu menekan emisi hingga 1,3–2,6 GtCO₂e per tahun.

Ilmu Pengetahuan Jadi Fondasi Aksi

Direktur GMC, Franziska Tanneberger, menambahkan bahwa pendekatan berbasis sains adalah kunci keberhasilan konservasi gambut.

“Kami ingin memastikan pengambil kebijakan dan masyarakat lokal memiliki akses pada data kredibel dan solusi praktis,” katanya.

Deklarasi ini juga memperkuat peran mitra internasional seperti UNEP, FAO, CIFOR, serta mendukung berbagai agenda global seperti Konvensi Ramsar, Perjanjian Paris, hingga Global Peatlands Initiative.

Arah ke Depan: Kolaborasi yang Semakin Luas

ITPC menargetkan perluasan kemitraan dengan pemerintah negara lain, kampus, lembaga riset, sektor swasta, dan komunitas lokal. Semuanya ditujukan untuk memastikan ekosistem gambut bisa terus memberi manfaat ekologis bagi generasi masa depan.

Kolaborasi hijau ini menjadi pesan kuat yang dibawa Indonesia di COP30:

  • Gambut tropis bukan hanya milik Nusantara, tetapi juga masa depan planet ini.
Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Green Economy Insight Terbaru