Rabu, 31 Desember 2025

PBB Desak Dunia Bergerak Cepat Atasi Krisis Iklim: Kita Harus Bertindak Sekarang!


 PBB Desak Dunia Bergerak Cepat Atasi Krisis Iklim: Kita Harus Bertindak Sekarang! Dokumentasi - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berpidato pada KTT Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diselenggarakan di markas besar PBB di New York, 24 September 2025. ANTARA/Xinhua/Wu Xiaoling)

BELEM, ARAHKITA.COM — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan agar para pemimpin dunia tidak lagi menunda aksi dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin mengancam kehidupan manusia. Dalam pidatonya di KTT Aksi Iklim Pemimpin Dunia (World Leaders Climate Action Summit) yang digelar di Belem, Brasil, Kamis (6/11/2025), Guterres menegaskan bahwa dunia membutuhkan langkah tegas, cepat, dan kolaboratif.

Pertemuan dua hari ini menjadi ajang pembuka menuju Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) yang akan berlangsung pada 10–21 November mendatang di jantung Amazon. Di forum ini, para pemimpin dunia diharapkan memperbarui komitmen mereka untuk menekan laju pemanasan global dan mempercepat transisi energi bersih.

Guterres menyoroti bahwa target menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius, sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Paris 2015, kini terancam gagal. Ia memperingatkan bahwa jika dunia terus abai, dampaknya akan merusak ekosistem, memicu bencana alam ekstrem, dan mengguncang stabilitas sosial-ekonomi berbagai negara.

“Jika kita bertindak sekarang — dengan cepat dan dalam skala besar — kita masih bisa membatasi lonjakan suhu yang berbahaya ini,” tegas Guterres. “Tujuannya adalah membuat kenaikan suhu sekecil dan sesingkat mungkin, agar dunia bisa kembali stabil sebelum akhir abad ini.”

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjadikan COP30 sebagai titik balik menuju ‘dekade percepatan aksi iklim’, di mana negara-negara tidak hanya membuat janji, tetapi benar-benar mengimplementasikan kebijakan hijau di tingkat nasional dan global.

Dalam pidato penutupnya, Guterres menyoroti potensi besar energi terbarukan untuk membuka peluang ekonomi baru. Ia mencatat bahwa pada tahun 2024, hampir seluruh kapasitas energi baru dunia berasal dari sumber terbarukan — bukti bahwa transisi menuju masa depan hijau sudah dimulai, tinggal mempercepat langkahnya.

“Energi bersih bukan hanya solusi bagi krisis iklim, tapi juga motor pertumbuhan ekonomi masa depan,” ujarnya.Dengan semangat itu, dunia kini menantikan hasil nyata dari COP30 di Belem, yang akan menjadi ujian komitmen global untuk menahan laju krisis iklim yang kian nyata dari hari ke hari.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Green Economy Insight Terbaru