Selasa, 30 Desember 2025

Kementerian ESDM Genjot Transisi Energi Bersih dan Prorakyat


 Kementerian ESDM Genjot Transisi Energi Bersih dan Prorakyat Ilustrasi - Pembangkit listrik yang bersumber dari energi bersih. ANTARA/Shutterstock

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mempercepat langkah menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berpihak kepada rakyat. Upaya ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Astacita Nasional tentang percepatan transformasi energi yang berkeadilan.Program transisi energi ini tak hanya fokus pada aspek ramah lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, mulai dari pengelolaan sampah hingga energi alternatif berbasis desa.

Dari Sampah Jadi Listrik

Salah satu langkah nyata adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) atau waste-to-energy. Teknologi ini mampu mengubah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menjadi sumber energi listrik yang bermanfaat.

“Proyek PLTSa tidak hanya mengurangi volume sampah, tapi juga membuka lapangan kerja di sektor energi bersih,” tulis keterangan resmi Kementerian ESDM.

Kebijakan ini diperkuat lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2025, penyempurnaan dari Perpres No. 35 Tahun 2018. Aturan baru tersebut memastikan agar harga listrik dari PLTSa tetap terjangkau lewat mekanisme subsidi.

Saat ini, dua PLTSa telah beroperasi di Surabaya (Jawa Timur) dan Solo (Jawa Tengah) dengan kapasitas total 36,47 megawatt (MW). Pemerintah menargetkan lebih banyak daerah yang segera mengikuti jejak dua kota tersebut.

RDF: Solusi Efisien Pengganti Batu BaraSelain PLTSa, pemerintah juga mendorong pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF) — teknologi yang mengubah sampah nonorganik menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara, terutama bagi industri semen dan pembangkit listrik.

Jika dikelola dengan baik, RDF bisa memperpanjang umur TPA, mengurangi emisi karbon, dan mendukung ekonomi sirkular di tingkat lokal. Kunci keberhasilannya terletak pada kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku industri, dan masyarakat.

Energi Bersih dari Desa: Biogas dan Biomassa

Di pedesaan, energi bersih diwujudkan lewat pemanfaatan biogas dan biomassa. Limbah pertanian dan peternakan diolah menjadi bahan bakar untuk memasak maupun penerangan rumah tangga.

Program ini terbukti menekan biaya hidup warga, memperbaiki sanitasi, serta menurunkan emisi gas rumah kaca. Hingga September 2025, pemanfaatan biogas langsung sudah mencapai 71,5 juta meter kubik.

Kementerian ESDM juga memperluas pembangunan instalasi biogas berbasis komunitas untuk memperkuat kemandirian energi desa.

Tak hanya itu, limbah dari sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan kini dimanfaatkan menjadi bahan bakar biomassa seperti wood pellet (pelet kayu). Selain ramah lingkungan, program biomassa ini turut memperkuat ketahanan energi nasional serta memberi nilai tambah bagi petani, koperasi, dan UMKM.

Energi untuk Semua, Bukan Segelintir

Seluruh program transisi energi dijalankan dengan prinsip keadilan dan keberpihakan kepada rakyat. Pemerintah berkomitmen memastikan manfaatnya bisa dirasakan langsung, tanpa menambah beban biaya.

“Transisi energi bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang kesejahteraan rakyat dan masa depan bumi,” tulis Kementerian ESDM dalam pernyataannya dikutip Antara.

Dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, industri, dan masyarakat, Indonesia diharapkan mampu menjadi contoh sukses dalam mewujudkan energi bersih yang adil dan inklusif.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Green Economy Insight Terbaru