Loading
Pengunjung mencoba mobil listrik alias kendaraan energi baru di Pameran Industri Energi Internasional (Taiyuan) Shanxi 2025 di Taiyuan, Provinsi Shanxi, China, 27 September 2025. (Xinhua/Yang Chenguang/Antaranews)
TAIYUAN, ARAHKITA.COM – Kota Taiyuan di Provinsi Shanxi, China, kembali menjadi sorotan dunia energi setelah Forum Pengembangan Energi Rendah Karbon Taiyuan 2025 resmi dibuka pada Sabtu (27/9). Bersamaan dengan forum tersebut, digelar pula Pameran Industri Energi Internasional (Taiyuan) Shanxi 2025, yang memperlihatkan beragam inovasi dalam mendorong transformasi hijau di sektor energi.
Tahun ini, pameran berhasil menarik lebih dari 500 peserta dari dalam dan luar negeri. Mereka menampilkan teknologi terbaru, pencapaian riset, serta tren global dalam pengembangan energi rendah karbon. Fokus utamanya adalah menciptakan solusi berkelanjutan untuk menghadapi tantangan perubahan iklim sekaligus memenuhi kebutuhan energi masa depan.
Di antara inovasi yang mencuri perhatian, pengunjung bisa melihat langsung drone dengan peralatan meteorologi, eksavator hidrolik bertenaga listrik, hingga traktor listrik yang menjadi simbol transformasi industri pertanian menuju ramah lingkungan. Tak ketinggalan, kendaraan listrik atau New Energy Vehicle (NEV) juga tersedia bagi pengunjung untuk dicoba langsung.
Melalui forum dan pameran ini, China menunjukkan keseriusannya dalam mempercepat transisi energi bersih. Upaya ini sekaligus mempertegas komitmen negara tersebut dalam mendukung pembangunan hijau, memperluas penggunaan energi terbarukan, serta mendorong terciptanya ekonomi rendah karbon di tingkat global dikutip Antara.
Insight untuk Indonesia
Bagi Indonesia, langkah China dalam menggelar pameran energi berskala internasional ini dapat menjadi bahan refleksi. Dengan potensi besar di bidang energi terbarukan—mulai dari panas bumi, surya, hingga hidro—Indonesia juga memiliki peluang untuk mendorong inovasi dan menarik investasi hijau. Menjadikan teknologi rendah karbon sebagai prioritas bukan hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam peta ekonomi hijau dunia.