Rabu, 31 Desember 2025

Indonesia Sebagai Penyeimbang Moral Dunia: Menag Tegaskan Modal Kuat Jaga Perdamaian Global


 Indonesia Sebagai Penyeimbang Moral Dunia: Menag Tegaskan Modal Kuat Jaga Perdamaian Global Menteri Agama Nasaruddin Umar menjadi pembicara kunci dalam Seminar Internasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (27/11/2025). ANTARA/Asep Firmansyah.

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Indonesia memiliki fondasi yang kokoh untuk terus mengambil peran dalam menjaga perdamaian dunia. Fondasi ini tidak hanya tertanam dalam sejarah dan pengalaman kebangsaan, tetapi juga selaras dengan amanah konstitusi yang menempatkan kemanusiaan dan keadilan global sebagai cakrawala diplomasi negeri ini.

Berbicara dalam Seminar Internasional di UIN Jakarta bertajuk “Indonesia’s Contribution to Contemporary Global Peace and Conflict Resolution”, Menag Nasaruddin menjelaskan bahwa politik luar negeri bebas-aktif menjadikan Indonesia negara yang netral tetapi berperan aktif. Netralitas tersebut membuka pintu kepercayaan dari banyak negara, memperkuat posisi Indonesia sebagai mediator yang dapat diterima berbagai pihak.

Ia menekankan, isu Palestina menjadi salah satu contoh simpul empati bangsa Indonesia. Bagi Menag, dukungan ini bukan sekadar politik, tetapi wujud solidaritas dan ukhuwah yang telah hidup lama dalam kesadaran publik. “Isu Palestina akan selalu dekat dengan hati masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Peran Indonesia semakin menonjol dalam percaturan global ketika Presiden Prabowo Subianto menyampaikan dukungan penuh terhadap solusi dua negara dalam Sidang Umum ke-80 PBB pada 23 September 2025. Kehadiran Indonesia dalam Gaza Peace Summit di Sharm El-Sheikh, Mesir, pada 13–14 Oktober 2025 turut menjadi penanda bahwa dunia menghargai kapasitas Indonesia sebagai juru damai.

Menurut Menag, diplomasi Indonesia kini tidak berdiri tunggal. Ia berpadu dengan diplomasi kemanusiaan melalui pengiriman tenaga medis dan pembangunan fasilitas kesehatan di kawasan konflik. Diplomasi seperti ini dinilai menyentuh titik terdalam kemanusiaan global — perhatian pada nyawa, martabat, dan keberlangsungan hidup.

Rektor UIN Jakarta, Asep Saepudin Jahar, mempertegas gagasan ini. Baginya, Indonesia harus terus menempatkan kemerdekaan sebagai mandat untuk menjaga ketertiban dunia, bukan untuk perluasan pengaruh geopolitik. “Dengan status kita sebagai negara Muslim terbesar dan demokrasi terbesar ketiga di dunia, kita punya posisi unik untuk menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, dan kemanusiaan dapat berjalan seiring,” tuturnya dikutip Antara.

Ia menambahkan, Indonesia hari ini tidak berambisi menjadi adidaya. Peran yang ingin dipegang adalah menjadi penyeimbang moral — negara yang dihargai karena integritas serta kepekaan pada nilai-nilai kemanusiaan. Dari titik inilah Indonesia semakin diakui sebagai pemimpin moral dunia Islam, hadir membawa pesan harmoni, martabat, dan kedamaian bagi planet yang sama-sama kita huni.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Global Harmony Terbaru