Selasa, 30 Desember 2025

Diplomasi Seribu Teman: Ibas Ajak Dunia Bangun Kepercayaan dan Harmoni


 Diplomasi Seribu Teman: Ibas Ajak Dunia Bangun Kepercayaan dan Harmoni Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menyampaikan sambutan dalam pembukaan World Peace Forum Ke-9 di Jakarta, Senin (10/11/2025). (ANTARA/HO-MPR RI)

GLOBAL HARMONY | INTER FIDEI

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menyerukan pentingnya memperkuat semangat diplomasi seribu teman, nol musuh sebagai langkah nyata Indonesia dalam membangun perdamaian dunia.

Pesan itu ia sampaikan saat berbicara dalam World Peace Forum (WPF) ke-9 yang digelar di Jakarta, Senin (10/11/2025). Forum tersebut mempertemukan para pemimpin dunia, tokoh lintas iman, dan pemikir global untuk memperkuat kolaborasi menuju dunia yang lebih damai dan berkeadilan.

“Indonesia adalah rumah bagi lebih dari 1.300 kelompok etnis dan ratusan bahasa. Namun kami berdiri sebagai satu bangsa di bawah semboyan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Ibas. “Kami berkomitmen menjembatani perbedaan demi perdamaian dan kemanusiaan.”

Indonesia Sebagai Jembatan Perdamaian

Dalam forum tersebut, Ibas menegaskan bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi jembatan perdamaian dunia. Sebagai bangsa yang lahir dari keberagaman, Indonesia telah lama menjadi contoh bagaimana perbedaan dapat hidup berdampingan dalam harmoni.

Menurutnya, politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan prinsip “seribu teman, nol musuh” bukan hanya strategi diplomasi, melainkan juga bentuk nyata dari nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas global.

Diplomasi Indonesia tidak berorientasi pada konfrontasi, melainkan kolaborasi. Kita membangun jembatan, bukan tembok,” tegasnya.

Tantangan Global dan Dialog Antarbangsa

Ibas juga mengingatkan bahwa dunia saat ini menghadapi beragam tantangan lintas batas — mulai dari disinformasi, krisis kemanusiaan, perubahan iklim, hingga ketidakadilan sosial.

Karena itu, dialog antarbangsa dan antariman harus melampaui sekadar pertukaran gagasan. “Dialog harus menjadi dasar aksi nyata untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan global,” katanya.

Nilai Pancasila dan Moderasi Sebagai Kompas Moral

Dalam kesempatan itu, Ibas mengajak seluruh peserta forum untuk kembali pada nilai-nilai dasar yang menjadi kekuatan moral bersama: Pancasila, moderasi beragama, serta budaya ketimuran yang menjunjung harmoni dan rasa tanggung jawab.

“Pancasila bukan hanya ideologi bangsa, tetapi juga jembatan etis yang mempersatukan manusia lintas keyakinan,” ujarnya dikutip Antara.

Menjalin Kolaborasi Global

World Peace Forum ke-9 mengusung tema “Considering Wasatiyyat and Tionghoa for Global Collaboration” dan digelar di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Dalam penutup pidatonya, Ibas mengajak seluruh peserta untuk menjadikan forum ini sebagai momentum memperkuat kolaborasi global yang berakar pada rasa saling percaya.

“Mari kita bangun dunia yang berlandaskan kepercayaan, keadilan, dan harmoni. Indonesia siap menjadi jembatan peradaban dan mitra perdamaian bagi dunia,” pungkasnya.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Global Harmony Terbaru