Sabtu, 13 September 2025

Begini Cara Mengatasi Cobaan Keuangan Sebelum Menikah


 Begini Cara Mengatasi Cobaan Keuangan Sebelum Menikah Ilustrasi: Pasangan sedang membicarakan kebiasaan dalam mengatur uang masing-masing. (Finansialku.com)

TAHUN depan mau menikah tapi masih banyak cobaan keuangan sebelum menikah?

Pernikahan menjadi sebuah cita-cita bagi banyak orang, namun memang betul pernikahan sering kali terkendala dengan cobaan keuangan.

Sebelum menikah, biasanya pasangan mencoba beradaptasi dan melihat pribadi masing-masing agar tahu cocok atau tidak. Dalam proses inilah biasanya Anda menentukan, apakah kelak mau menikah atau tidak.

Namun karena banyaknya pertimbangan yang perlu diperhatikan pada momen ini, biasanya muncul argumen-argumen yang lebih luas daripada sekadar masalah cinta. Misalnya saja soal keuangan.

Nah, jangan khawatir! Nyatanya cobaan keuangan sebelum menikah memang banyak dan bikin pusing. Tetapi kabar baiknya adalah semuanya bisa diatasi dengan mudah lho!

Tidak percaya? Yuk langsung saja simak beberapa tips mengatasi cobaan keuangan versi Finansialku berikut ini:

Apakah Anda juga mengalami hal yang serupa dalam hubungan Anda dan pasangan? Apakah uang menjadi konflik yang tidak ada akhirnya?

Kabar baiknya adalah konflik keuangan dapat diselesaikan dan kehidupan pernikahan akan jauh lebih baik. Bagaimana caranya?

Yuk simak ulasannya berikut ini:

#1 Memahami Kekurangan PasanganSetiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pada saat sebelum menikahlah Anda menilai apakah Anda dan pasangan bisa saling menerima satu sama lain.

Nah, cobalah hindari jaim dan terbuka pada saat ini, dengan demikian Anda bisa melanjutkan ke tahap pernikahan dengan lebih yakin lagi.

Hal ini juga berlaku dalam hal keuangan, di mana mungkin Anda dan pasangan memiliki cara mengelola keuangan yang berbeda.

Mulailah duduk sejenak dan membicarakan kebiasaan dalam mengatur uang masing-masing.

Jangan lupa kebiasaan dalam mengatur uang merupakan hal yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya.

Jika Anda penasaran dengan kebiasaan pasangan Anda menabung dan menggunakan uangnya, Anda bisa bertanya mengenai sejarah keluarganya.

#2 Menjadi Penengah Kedua Keluarga

Jika Anda menganggap orangtua Anda dan pasangan sering berbeda pendapat, jangan biarkan hal ini menjadi cobaan bagi Anda berdua.

Anda disini justru berperan sebagai mediator, yakni pihak netral yang seharusnya menengahi perbedaan antara kedua keluarga. Dengan demikian konflik bisa diatasi.

Contohnya adalah saat Anda dan pasangan sedang merencanakan pernikahan, biasanya ada saja keinginan orangtua masing-masing dengan anggaran yang aneh-aneh.

Nah, ini sering kali menjadi cobaan keuangan bagi muda-mudi yang akan menikah.

Tipsnya adalah lakukan negosiasi dan bicarakan baik-baik sehingga perbedaan pendapat bisa diambil jalan tengahnya, dan tidak menjadi beban finansial bagi kalian berdua.

#3 Diskusikan Aset dan Utang Anda dengan PasanganSurvei TD Ameritrade membuktikan bahwa 38% pasangan tidak mengetahui utang pasangannya, 43% bahkan tidak tahu menahu soal keuangan pasangannya.

Ironisnya, 72% dari pasangan yang sama menjabarkan bahwa komunikasi mereka sangatlah baik kecuali dalam hal keuangan.

Tiga Hal Penting Tentang Investasi untuk Pasangan MudaMemang terbuka soal keuangan terkadang sulit bagi beberapa orang. Banyak yang merasa malu jika keuangannya diketahui oleh pasangan, terlebih bila yang bersangkutan memiliki banyak utang.

Seseorang cenderung menghindari penilaian buruk dari orang lain, dan salah satu caranya adalah dengan menyembunyikan fakta yang buruk tersebut.

Sayangnya, mereka tidak mengetahui bahwa belum tentu rasa malu yang akan diperoleh dengan terbuka soal keuangan. Justru Anda bisa bekerja sama dengan pasangan untuk menyelesaikan utang dengan lebih baik dan lebih cepat.

Bagaimanapun, dua kepala lebih baik daripada hanya satu bukan?

#4 Jadilah Seseorang yang FleksibelSebelum menikah, Anda harus mulai merencanakan bagaimana pengelolaan keuangan Anda berdua kelah pasca menikah.Sebagai contohnya, apakah sebaiknya dalam kehidupan pernikahan dibuat satu akun gabungan (joint account) atau sebaiknya pasangan memiliki akun masing-masing?

Jawabannya adalah tidak ada yang benar dan salah. Setiap pasangan bebas memilih metode yang dapat disepakati bersama dan terbuka akan perubahan ke arah yang lebih baik.

Sebagai contoh, pasangan Sejal Madhubhai (26 tahun) dan Erik Hansen (31 tahun) awalnya kesulitan karena Sejal memiliki penghasilan yang lebih kecil.

Ia menimbun perasaan bersalah setiap kali mengeluarkan uang.

Untuk mengatasinya, keduanya sepakat untuk membagi tugas, di mana Erik membayar tagihan kartu kredit dan asuransi yang nilainya cukup besar, sedangkan Sejal membayar yang lebih sedikit jumlahnya seperti uang sewa.

Keduanya mencari solusi yang walaupun tidak ideal, namun bisa mengatasi masalah dan kecemasan Sejal tentang uang.

Jadi, jangan terpatok dengan apa yang benar dan apa yang salah. Cobalah menjadi fleksibel dan mencari solusi terbaik yang sesuai dengan karakteristik Anda dan pasangan.

#5 Menyepakati Prioritas KeuanganSetiap orang tentu punya prioritas keuangannya masing-masing, dan saat akan menikah Anda sedang dalam masa transisi untuk menjadi satu keluarga.

Oleh karena itulah, biasanya banyak cobaan dalam mengejar tujuan masing-masing. Solusinya tentu dengan membicarakannya dan menyepakati prioritas Anda berdua.

Untuk bisa mencapai sebuah tujuan, Anda dan pasangan tentu harus menyepakatinya terlebih dahulu. Jeff Motske, penulis dari “The Couple’s Guide to Financial Compatibility” mengungkapkan bahwa daftar prioritas masing-masing perlu dibuat untuk mencapai kesepakatan.

Dengan demikian, cobalah membuat daftar prioritas masing-masing, kemudian Anda dan pasangan bisa mendiskusikan prioritas keuangan tersebut dan menyepakati apa yang menjadi prioritas bersama.

#6 Menentukan Pihak yang Bertanggung JawabMelewatkan pembayaran karena mengira pasangan Anda sudah membayar adalah sebuah kesalahan bodoh.

Anda berakhir membayar bunga yang tidak sedikit hanya karena kurang koordinasi.

Satu hal yang perlu Anda ketahui sebelum menikah, Anda tidak bisa mengasumsikan pasangan Anda mengerti Anda secara otomatis, terutama dalam mengatur keuangan.

Artinya, Anda perlu duduk berdua dan berbincang-bincang untuk membagi tugas keuangan. Contohnya, siapa yang akan membayar tagihan, siapa yang bertanggung jawab atas membuat anggaran bulanan, dan sebagainya.

#7 Mengajukan Perjanjian Pra-NikahPerjanjian pra-nikah memang masih menjadi topik yang sangat tabu untuk disampaikan kepada pasangan.

Namun perjanjian ini menjabarkan secara jelas kondisi keuangan serta pembagiannya dengan pasangan.

Banyak pasangan, terutama di Indonesia yang menganggap perjanjian pra-nikah dibuat untuk mengantisipasi perebutan harta saat perceraian.

Efek samping dari sinetron ini hanya mengupas sebagian dari pentingnya perjanjian pra-nikah.

Kenyataannya, perjanjian pra-nikah juga memberi keuntungan-keuntungan dalam keuangan.

Selain itu, memperjelas kondisi keuangan dan ketentuannya akan memudahkan Anda dan pasangan mengetahui hal dan kewajiban masing-masing dalam hal keuangan kelak.

Jadi, jika memang dirasa perlu, jangan ragu mengajukan perjanjian pra-nikah untuk meminimalisasi cobaan keuangan setelah menikah nanti.

#8 Menunda Pelunasan Cicilan RumahBagi pasangan muda, mungkin salah satu yang pertama dilakukan sebelum menikah adalah mencari tempat tinggal. Tetapi seiring perkembangan zaman, kondisi ekonomi menyebabkan tingginya harga rumah dibandingkan kemampuan finansial masyarakat.

Bagi sebagian pasangan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) lebih digemari daripada harus menumpang di rumah orang tua.KPR sebenarnya sah-sah saja, selama Anda menghitung kemampuan finansial Anda dan melunasi cicilannya segera.

Mengapa disarankan demikian? Karena semakin lama Anda mencicil, semakin banyak bunga yang Anda bayarkan. Otomatis jumlah uang yang dibayarkan juga semakin besar.

Intinya, sebaiknya lunasi cicilan Anda sesegera mungkin. Bach mengusulkan untuk selalu me–review penghasilan dan besarnya cicilan setiap bulan. Idealnya, naikkan jumlah cicilan sebanyak 10% setiap bulan.

Dengan demikian, cicilan Anda akan lunas jauh lebih cepat dari yang Anda bayangkan.

Tetapi jangan lupa tanyakan terlebih dahulu kepada pihak kreditur mengenai denda pelunasan dipercepat ya, jangan sampai ujung-ujungnya Anda malah menanggung kerugian.

#9 Meminta Bantuan Ahli jika PerluJika Anda terus-terusan menemukan cobaan keuangan dan menjadi penghambat kehidupan pra-pernikahan Anda, maka tidak perlu ragu untuk meminta bantuan tenaga ahli.

Membuat anggaran, mengatur investasi dan tabungan, hingga menyiapkan rencana untuk mencapai tujuan finansial Anda. Seluruhnya akan terasa lebih ringan dan mudah dengan bantuan tenaga ahli.

Perencana keuangan seperti Finansialku akan selalu siap membantu Anda untuk memperbaiki kondisi keuangan Anda dan pasangan.

Perencana keuangan Finansialku merupakan profesional bersertifikat CFP® aktif dan bekerja sesuai dengan kode etik profesi perencana keuangan yang telah ditetapkan oleh Financial Planning Standards Board Indonesia.

Kami akan dengan senang hati membantu mewujudkan tujuan keuangan Anda dengan edukasi dan perencanaan keuangan. Untuk menghubungi kami, silahkan gunakan kontak di bawah ini:

Jangan Jadikan Keuangan Hal yang TabuMemang benar di Indonesia terkadang masalah uang masih tabu dan tertutup.

Namun cobalah Anda bertanya kepada perencana keuangan atau keluarga yang sukses dan bahagia dalam masalah keuangan.

Nyatanya terbuka soal keuangan malah membantu Anda dan pasangan mengatur keuangan dasar dan mencapai tujuan lebih mudah.

Jangan takut atau malu akan keuangan Anda dan terbukalah dengan pasangan mulai sekarang!

Niscaya segala cobaan keuangan sebelum menikah bisa segera diatasi, dan Anda bisa memasuki hubungan pernikahan dengan bahagia dan sejahtera.

Apakah Anda dan pasangan memiliki pertanyaan mengenai tips mengatasi cobaan keuangan sebelum menikah lainnya?

 

 


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Finansialku Terbaru