Loading
Diasuh oleh: Muljono, MAk,CFP
BANYAK orang mengalami beberapa masalah mental saat memasuki masa pensiun (antara 55-60 tahun). Stres, depresi, tidak bahagia, merasa kehilangan harga diri dan kehormatan, serta sering mengeluh tentang tak enaknya masa pensiun. Dalam istilah medis, hal ini disebut dengan Post Power Syndrome (PPS).
Post Power Syndrome adalah sebuah gejala psikologis yang terjadi setelah seseorang berhenti atau keluar dari jabatan atau kekuasaan mereka. Tidak semua orang tua mengalami PPS. PPS biasanya terjadi pada seorang pejabat yang telah habis masa tugasnya atau pensiun.
Sindroma ini memang sering kali muncul pada seseorang yang telah pensiun dari pekerjaannya, namun juga dapat mengenai seseorang yang menderita sakit yang lama dan membutuhkan bantuan orang lain untuk menjalankan aktivitas semisal stroke.
Gejala Post Power Syndrome semakin dirasakan bila yang bersangkutan dalam bayang-bayang masa lalunya entah itu kesuksesaanya, jabatannya, kecerdasannya, dan lainnya.
Perilaku ini terjadi karena sebelumnya dia dihormati dan disegani, kemudian dengan cepat kehormatan dan kekuasaannya hilang dan dianggap tidak memiliki wewenang lagi. Orang dengan PPS tinggal dalam bayang-bayang kebesaran masa lalu (dapat menjadi istilah, karir, kepemimpinan, kecerdasan, atau hal-hal lain), dan belum mampu menerima kenyataan yang ada saat ini sehingga menimbulkan gejala di bawah ini: Gangguan fisik: tampak lebih tua, sakit-sakitan.
Orang yang terkena Post Power Syndrome sebenarnya tidak merasa bahwa dirinya seperti itu, justru lingkungan terdekat yang menyadari adanya perubahan pada orang tersebut. Umumnya gejala yang nampak seperti sering marah, berlaku sombong atau angkuh, senang membanggakan diri sendiri dengan tujuan untuk dipandang lebih tinggi dari orang lain. Terkadang orang tersebut juga merasa sering kecewa dan kesal tanpa sebab, perasaan kosong, merasa tidak dibutuhkan, tidak berarti, dan merasa sendiri. Keadaan seperti ini yang menyebabkan seseorang semakin sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya saat ini. Pemikiran itu juga yang membuat seseorang yang sudah pensiun lebih rentan terhadap penyakit.
Cara meminimumkan Post Power Syndrome adalah menyiapkan masa pensiun atau masa tua sebaik-baiknya dengan hal-hal sebagai berikut:1. Tetap berkegiatan dan tidak mengisolasi diri.2. Jangan berpikiran atau merasa bahwa jabatan yang membuat orang dihargai dan dihormati.
Karenanya saran-saran berikut dapat Anda lakukan agar terhindar dari Post Power Syndrome: 1. Jaga pola hidup yang sehat karena dengan tubuh dan pikiran yang sehat akan lebih mudah mengatasi serangan Post Power Syndrome.2. Kembangkan hobi.3. Pertebal dan tekuni kegiatan beribadah4. Lakukan aktivitas sosial masyarakat5. Kembangkan pengalaman hidup dan pekerjaan untuk menjadi sesuatu yang bermakna
Anda bisa lebih sering mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersilaturrahmi, quality time dengan keluarga, dan melakukan aktivitas yang disenangi. Sehingga masa tua bisa dinikmati dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan, bermanfaat, dan tidak melulu dengan berdiam diri yang mengakibatkan diri terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.
Nah, luangkan waktu Anda, ikuti Workshop "Langkah Jitu Pensiun Bahagia". Daftarkan segera via email: [email protected] atau hubungi Hotline Arahkita Media Network di: 08521-855-6598. Untuk workshop maksimal peserta 20 orang.
Melalui hotline ini Anda juga bisa berkonsultasi dengan Pak Muljono. Beliau bisa dihubungi melalui: [email protected] atau melalui handphone: 0816-146-9665