Selasa, 30 Desember 2025

Diselamatkan Sebatang Kayu: Kisah Yusmidar Bersama Keluarganya Selamat dari Longsor Talamau, Pasaman Barat


 Diselamatkan Sebatang Kayu: Kisah Yusmidar Bersama Keluarganya Selamat dari Longsor Talamau, Pasaman Barat Yusmidar (50), warga Padang Laweh, Tinggam, Jorong Harapan, Nagari Sinuruik Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menirukan gerakannya ketika menyelamatkan anak dan ayahnya dari genangan lumpur longsor yang terjadi Jumat (28/11/2025). ANTARA/Altas Maulana.

SIMPANG EMPAT, SUMBAR, ARAHKITA.COM — Subuh belum tiba saat suara gemuruh pertama kali memecah keheningan di Padang Laweh, Tinggam, Jorong Harapan, Nagari Sinuruik, Kecamatan Talamau. Namun bagi Yusmidar (50), detik-detik itu akan menjadi malam paling panjang dalam hidupnya—malam ketika rumahnya luluh lantak, tetapi keluarganya mendapat kesempatan kedua.

Sudah lima bulan Yusmidar hidup sebagai orang tua tunggal setelah suaminya meninggal. Hujan deras sejak tengah malam membuatnya sulit terlelap. “Jam tiga pagi saya masih terjaga,” kenangnya perlahan di sebuah musholla yang kini menjadi tempat pengungsian keluarganya.

Di saat matanya tak bisa tidur, putri bungsunya, Asyifa Nur Rahmadhani (8), justru gelisah dan berulang kali berkata mendengar ayahnya memanggil. Bagi Yusmidar, ucapan itu terasa seperti angin lewat saja—sampai semuanya berubah dalam hitungan detik.

“Tiba-tiba Syifa berteriak keras minta tolong,” tuturnya. Jeritan itu seolah menjadi aba-aba datangnya bencana besar: suara gemuruh panjang lalu hantaman keras dari arah belakang rumah.

Dalam sekejap, gelap menyergap. Lumpur pekat bercampur air menerobos masuk dan langsung naik hingga setinggi leher. Yusmidar hanya mampu meraba-raba di tengah kekacauan itu, sampai tangannya menyentuh sebatang kayu. Benda itu, entah dari mana asalnya, menjadi penyelamat yang ia peluk erat.

“Saat itu yang saya pikirkan hanya anak-anak. Saya panggil satu per satu, tapi tak ada yang menjawab,” katanya dengan suara bergetar. Yang terdengar hanya derasnya lumpur menghantam sisa bangunan rumahnya.

Di tengah pasrah, sebuah suara lirih memecah ketakutan.“Mak… ini Azis.”

Ia bergerak mengikuti arah suara dan menemukan putranya, Azis (15), hampir tenggelam lumpur hingga ke kepala. Dengan sisa tenaga, ia menarik tubuh anaknya perlahan.Belum berhenti di situ, Yusmidar kembali menyusuri gelap, memanggil anak-anaknya yang lain. Harapan kembali muncul saat suara Syifa terdengar sayup-sayup memohon bantuan. Dalam kondisi lumpur setinggi dada dan tanpa cahaya, ia meraba-raba sampai akhirnya menemukan ujung baju putrinya dan mengangkatnya perlahan.

Warga yang datang beberapa menit kemudian membantu mencari dua anak lainnya, Akbar (17) dan Anton (22). Semuanya ditemukan hidup.

“Awalnya saya sudah pasrah. Tapi Allah masih sayang pada kami,” ujarnya sambil menahan haru kepada Antara.

Pencarian berlanjut untuk ayahnya, Amirudin (75), yang tengah sakit stroke. Lelaki tua itu berhasil ditemukan setelah tertimbun lumpur, dan warga bergotong royong menarik tubuhnya keluar.

Bagi Yusmidar, rumahnya memang hilang, tetapi ia merasa diberi anugerah terbesar: enam anaknya—empat tinggal bersamanya, dua di rumah kerabat—masih selamat.

Korban Lain Masih Dalam Pencarian

Longsor yang melanda Tinggam, Sinuruik, bukan hanya meratakan rumah Yusmidar. Total lima warga sempat dinyatakan tertimbun. Dua di antaranya sudah ditemukan meninggal, yakni Yelma Yunita (41) dan Raffael Gusti Pratama (7). Tiga lainnya—Dian Fernanda (24), Amrizal (38), dan Nurhayati (35)—masih dicari hingga hari ke-10 pascabencana.

Bupati Pasaman Barat, Yulianto, memastikan tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, PMI, hingga relawan terus melakukan pencarian meski terhalang bentangan longsor sepanjang satu kilometer dengan ketinggian mencapai 10 meter. Hujan yang tak kunjung reda membuat upaya ini semakin berat.

Sementara itu, Wakil Bupati M. Ihpan menyatakan seluruh penyintas telah diungsikan dan mendapat bantuan, termasuk kursi roda untuk Amirudin yang mengalami stroke dikutip Antara.

Pasaman Barat Diterjang Banjir-Longsor Serentak

Selain longsor di Talamau, sebagian besar wilayah Pasaman Barat juga terdampak banjir besar. Data posko bencana hingga Sabtu (6/12/2025) mencatat:

  • 4 meninggal dunia
  • 3 hilang
  • 5 luka-luka
  • Puluhan ribu warga mengungsi
  • 46 rumah rusak berat
  • 18 rusak sedang
  • 22 rusak ringan
  • 5.171 rumah terendam
  • 13 rumah hanyut
  • 31 sekolah terdampak
  • 12 jembatan rusak
  • 10 ruas jalan rusak
  • Lebih dari 921 hektare lahan pertanian terdampak.

Bencana ini meninggalkan luka besar, tetapi kisah selamatnya Yusmidar dan keluarganya menjadi secercah harapan di tengah duka yang masih menyelimuti Pasaman Barat.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Feature Terbaru