Jumat, 19 September 2025

Kokichi Akuzawa, Pria Jepang 102 Tahun yang Pecahkan Rekor Mendaki Gunung Fuji


 Kokichi Akuzawa, Pria Jepang 102 Tahun yang Pecahkan Rekor Mendaki Gunung Fuji Kokichi Akuzawa menghabiskan tiga bulan berlatih untuk pendakian tersebut, bangun pukul 5 pagi untuk berjalan kaki selama satu jam dan menaklukkan sekitar satu gunung setiap minggu. (Foto: AP/The Guardian)

USIA bukanlah penghalang bagi Kokichi Akuzawa untuk meraih mimpi. Pada umur 102 tahun, pria asal Maebashi, Jepang, ini berhasil menaklukkan puncak Gunung Fuji—gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian 3.776 meter. Prestasi luar biasa ini menjadikannya sebagai pendaki tertua yang pernah mencapai puncak Fuji, sebuah rekor yang diakui Guinness World Records.

Didampingi putrinya Motoe (70), cucunya, serta empat teman dari klub panjat tebing, Akuzawa menempuh perjalanan penuh tantangan pada 5 Agustus lalu. Perjalanan itu tidak mudah. Ia sempat hampir menyerah di tengah jalur pendakian, namun dorongan semangat dari orang-orang terdekat membuatnya bertahan hingga ke puncak.

“Saya benar-benar ingin berhenti di tengah jalan, tapi dukungan teman-teman membuat saya kuat. Saya bisa sampai di puncak berkat mereka,” ujarnya.

Persiapan Disiplin Selama Tiga Bulan

Keberhasilan Akuzawa bukanlah kebetulan. Ia menyiapkan diri selama tiga bulan dengan disiplin: bangun pukul 5 pagi untuk berjalan satu jam setiap hari, serta mendaki satu gunung setiap pekan di sekitar prefektur Nagano. Latihan tersebut menjadi kunci ketangguhannya meskipun kondisi tubuhnya sudah melewati berbagai ujian, termasuk masalah jantung dan cidera akibat jatuh.

Kedua Kalinya Pecahkan Rekor

Ini bukan pertama kalinya Akuzawa mencatat sejarah di Gunung Fuji. Pada usia 96 tahun, ia juga pernah menjadi orang tertua yang mencapai puncak. Kini, enam tahun kemudian, ia kembali melampaui batas usianya sendiri meski mengakui pendakian kali ini terasa jauh lebih berat.

“Gunung Fuji memang tidak tergolong sulit, tapi kali ini lebih berat dibanding enam tahun lalu. Saya merasa stamina saya sudah menurun, tapi berkat dukungan semua orang saya bisa melampauinya,” katanya dilaporkan The Guardian.

Hidup untuk Gunung dan Seni

Selain mendaki, Akuzawa mengisi hari-harinya dengan menjadi sukarelawan di pusat lansia serta mengajar melukis di rumahnya. Baginya, mendaki gunung dan melukis sama-sama memberi ketenangan jiwa.

“Orang yang mendaki dan orang yang melukis punya kesamaan—sama-sama menciptakan sesuatu yang utuh. Itu adalah kepuasan terbesar,” tuturnya.

Dikelilingi keluarga dan lukisan gunung di dinding rumahnya, Akuzawa tetap rendah hati. Ia bahkan bercanda bahwa mungkin pendakian Fuji kali ini adalah yang terakhir baginya. Meski begitu, putri-putrinya berharap ia masih sempat melukis pemandangan Fuji saat matahari terbit sebagai kenangan abadi dari pencapaiannya.

Inspirasi tanpa Batas Usia

Kisah Kokichi Akuzawa bukan sekadar tentang rekor dunia, melainkan juga tentang semangat hidup, ketekunan, dan pentingnya dukungan orang-orang di sekitar. Ia membuktikan bahwa usia hanyalah angka, dan tekad bisa membawa seseorang menaklukkan gunung—baik dalam arti harfiah maupun dalam perjalanan hidup.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Feature Terbaru