Selasa, 30 Desember 2025

Saham AS Melemah Imbas Tuduhan Trump soal Pelanggaran Kesepakatan Dagang oleh China


 Saham AS Melemah Imbas Tuduhan Trump soal Pelanggaran Kesepakatan Dagang oleh China Saham AS Melemah Imbas Tuduhan Trump pada China. (CNBC Indonesia)

NEW YORK, ARAHKITA.COM - Bursa saham Amerika Serikat ditutup sebagian besar melemah pada akhir pekan usai pernyataan mantan Presiden Donald Trump yang menuduh China melanggar kesepakatan dagang awal yang sebelumnya diumumkan bulan ini. Pernyataan tersebut kembali memicu ketidakpastian di pasar global.

Menurut laporan Anadolu, dilansir Antara, tudingan Trump mengguncang sentimen investor yang sebelumnya cukup lega usai tercapainya kesepakatan di Jenewa.

 

Indeks S&P 500 turun 0,01 persen atau 0,48 poin menjadi 5.911,69. Indeks komposit Nasdaq jatuh 0,32 persen dan berakhir di 19.113,77.

Sementara itu, indeks Dow justru menguat 0,13 persen dan ditutup pada 42.270,07 poin.

Pergerakan pasar yang beragam tersebut mengikuti perubahan nada Trump terkait kesepakatan dagang dengan China.

Trump mengatakan pada Jumat bahwa akibat tarif yang diberlakukannya, China berada dalam bahaya ekonomi yang parah, dengan pabrik-pabrik tutup dan terjadi kerusuhan sipil.

Ia mengatakan bahwa dirinya membuat kesepakatan dagang cepat dengan China untuk menyelamatkan mereka, dan setelah itu ekonomi China pun kembali normal.

"Semua orang senang! Itu kabar baiknya!!! Kabar buruknya adalah bahwa China, mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian orang, TELAH SEPENUHNYA MELANGGAR KESEPAKATAN DENGAN KITA," tulis Trump di media sosial.

China menanggapi tudingan tersebut dengan menyinggung kembali pembatasan chip oleh AS, dan kembali mendesak Washington untuk mengoreksi tindakan keliru tersebut.

“Baru-baru ini, China telah berulang kali menyampaikan keprihatinannya kepada AS mengenai penyalahgunaan langkah pengendalian ekspor di sektor semikonduktor dan praktik terkait lainnya,” kata juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, seperti dikutip CNBC.

“China sekali lagi mendesak AS untuk segera mengoreksi tindakannya yang keliru tersebut, menghentikan pembatasan diskriminatif terhadap China, dan bersama-sama menjunjung tinggi kesepakatan yang dicapai dalam pembicaraan tingkat tinggi di Jenewa,” ujarnya.

Trump kemudian mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping "dan mudah-mudahan kami bisa menyelesaikannya."

Dari sisi data ekonomi makro, indeks sentimen konsumen Universitas Michigan tidak berubah pada bulan Mei, tetap di angka 52,2 poin. Estimasi awal untuk bulan tersebut direvisi naik dari 50,8.

Sementara itu, ekspektasi inflasi jangka pendek naik tipis menjadi 6,6 persen pada Mei dari 6,5 persen bulan sebelumnya.

Di sisi lain, ekspektasi inflasi jangka panjang turun menjadi 4,2 persen di bulan Mei dari 4,4 oersen di bulan April, menandai penurunan pertama sejak Desember.

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru