Loading
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) Philips J. Vermonte. (Breakingnews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Kawasan Indo-Pasifik memiliki momentum untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia di tengah perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dan China.
"Saat ini kita tengah menghadapi dua negara adikuasa. China yang asertif serta Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, yang dapat menjadi problematik bagi kawasan Indo-Pasifik ini," kata Direktur Eksekutif Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) Philips J. Vermonte di Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Dalam acara diskusi bertajuk "Strategic Partnership and Maritime Security and Economic Issues in East Asia: Future Indonesia-Japan Relations" di Universitas Katolik Atma Jaya, Philips mengatakan, perang dagang di antara kedua negara itu menciptakan pertanyaan besar bagi kawasan Indo-Pasifik mengenai langkah dan peran yang akan diambil oleh kawasan tersebut.
"Kini jelas ada momentum bagi kawasan Indo-Pasifik yang mencakup Indonesia untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi," lanjutnya. Namun untuk dapat menjadi kawasan yang begitu kuat dan berpengaruh, Philips mengatakan bahwa Indo-Pasifik perlu memastikan adanya perdamaian dan stabilitas di kawasan. Hal itu dapat dicapai, salah satunya, dengan memperkuat kemitraan Indonesia dengan Jepang, serta ASEAN.
Ia meyakini bahwa Indonesia memiliki peran tertentu dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas.
Baca juga:
Tegaskan Kembali Komitmen di Kawasan Indo-Pasifik, Menlu Prancis Kunjungan Resmi ke IndonesiaSementara itu, mantan Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda, yang turut menjadi pembicara dalam acara itu, mengatakan, diperlukan waktu untuk konsep kerja sama Indo-Pasifik dapat terlihat bentuk konkritnya.
"Proses agar konsep tersebut diterima oleh seluruh negara terkait juga mungkin akan memakan waktu yang tidak sedikit," kata Hassan.
Acara diskusi tersebut diselenggarakan oleh CSIS, GRIPS Tokyo dan Universitas Atma Jaya, sebagai salah satu rangkaian acara peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang. Selain Philips J Vermonte dan Hassan Wirajuda, hadir pula sejumlah pembicara lain termasuk mantan Wakil Menteri Pertahanan untuk Hubungan Luar Negeri Jepang Hideshi Tokuchi, mantan Dubes Jepang untuk AS Ichiro Fujisaki dan Dubes Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii.