Loading
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (Inilah.com)
JAKARTA, ARAHKITA.COM - Negara-negara ASEAN menegaskan kembali komitmennya memperkuat pengembangan sektor ekonomi digital dan niaga elektronik (e-commerce) yang menjadi salah satu agenda utama Pertemuan Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC).
"Dalam pertemuannya yang ke-16, para Menteri AECC sepakat bahwa ekonomi digital dan niaga elektronik merupakan bagian penting dari masa depan perekonomian ASEAN," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Dalam pertemuan tersebut Enggartiasto selaku Alternate Ketua AECC Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.Ia menambahkan, seluruh negara anggota ASEAN sepakat bahwa ASEAN perlu segera memiliki perjanjian tentang pengaturan perdagangan elektronik tersebut.
Namun, dalam rangka pengembangannya, Enggartiasto menegaskan bahwa pemerintah harus tetap menjaga agar tercipta kesetaraan dan persaingan yang sehat antara perdagangan secara elektronik dan secara konvensional.
Dengan demikian, perlakuan pengenaan bea masuk atas barang yang diperdagangkan melalui transmisi elektronik dan konvensional, harus kurang-lebih sama.
Dalam pertemuan dengan para Menteri AECC, Indonesia menegaskan komitmennya untuk mengembangkan ekonomi digital dan niaga elektronik di dalam negeri sejalan dengan apa yang sedang dikembangkan di ASEAN.
Namun, pengembangan tersebut harus tetap menjaga kesetaraan dan persaingan yang sehat bagi para pelaku yang melakukan perdagangan melalui transmisi elektronik dan konvensional masa kini dan mendatang.
Selain membahas isu niaga elektronik, para Menteri AECC juga membahas penyelesaian perundingan jasa dan implementasi rencana induk konektivitas ASEAN (Master Plan on ASEAN Connectivity/MPAC).
"ASEAN menyadari bahwa konektivitas dan literasi digital hingga kini masih menjadi masalah utama. Indonesia mendorong ASEAN untuk bersama-sama membangun konektivitas digital bagi niaga elektronik dan perdagangan jasa untuk memenangkan persaingan di era Revolusi Industri keempat yang sedang bergulir saat ini," kata Enggartiasto.
Saat ini, Indonesia sedang melakukan penguatan ekonomi di dalam negeri, termasuk melalui berbagai paket kebijakan ekonomi, pengembangan infrastruktur yang mendukung peningkatan konektivitas antarwilayah, dan pengembangan digitalisasi ekonomi dan birokrasi.
Pemerintah juga telah meluncurkan Making Indonesia 4.0", suatu peta jalan yang diinisiasi Kementerian Perindustrian, mengenai strategi Indonesia dalam memasuki era Revolusi Industri keempat.
Insentif fiskal, kemudahan perizinan usaha secara elektronik, dan pendidikan vokasi menjadi bagian peta jalan yang memanfaatkan kemajuan teknologi bagi kesejahteraan masyarakat.
"ASEAN telah menghasilkan kemajuan penting untuk menyelesaikan ASEAN Framework on Services Paket ke-10, ASEAN Trade in Service Agreement (ATISA), ASEAN Agreement on Electronic Commerce, dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) pada tahun ini," kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo.
Para Menteri AECC juga sepakat agar ASEAN mempertimbangkan kerja sama perdagangan dengan mitra-mitra potensial, namun menekankan pentingnya penyelesaian perundingan perdagangan terlebih dahulu yang saat ini sedang berjalan. Para menteri juga mendukung pengurangan gap tingkat pembangunan sebagai prioritas utama.