Selasa, 30 Desember 2025

Rupiah Berpeluang Menguat Terbatas, Data Manufaktur AS Jadi Penekan Dolar


 Rupiah Berpeluang Menguat Terbatas, Data Manufaktur AS Jadi Penekan Dolar Rupiah diperkirakan menguat terbatas seiring melemahnya data manufaktur AS dan tekanan terhadap dolar. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Nilai tukar rupiah diperkirakan berpotensi menguat secara terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS), seiring melemahnya data ekonomi Negeri Paman Sam, khususnya dari sektor manufaktur.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai tekanan terhadap dolar AS meningkat setelah rilis data Indeks Manufaktur Empire State New York yang menunjukkan kontraksi cukup dalam. Indeks tersebut tercatat di level minus 3,9, jauh di bawah ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan angka positif.

Menurut Lukman, kondisi ini membuat pergerakan rupiah cenderung stabil dengan peluang penguatan tipis. Meski demikian, ruang penguatan dinilai masih terbatas karena pelaku pasar belum sepenuhnya berani mengambil posisi agresif.

“Rupiah masih bergerak dalam fase konsolidasi, dengan potensi menguat terbatas seiring dolar AS yang tertekan oleh data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (16/12/2025).

Selain faktor manufaktur, perhatian investor saat ini juga tertuju pada rilis data Non-Farm Payroll (NFP) AS yang dijadwalkan malam hari. Data ketenagakerjaan tersebut diperkirakan kembali menunjukkan pelemahan, dengan tambahan lapangan kerja yang relatif kecil dibandingkan rata-rata normal.

Di dalam negeri, sentimen pasar juga dipengaruhi oleh sikap investor yang masih bersikap wait and see menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Ada kekhawatiran bahwa kebijakan suku bunga dapat memengaruhi daya tarik aset berdenominasi rupiah dikutip Antara.

Bank Indonesia diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya demi menjaga stabilitas nilai tukar. Penurunan suku bunga dinilai berisiko menekan rupiah karena imbal hasil aset domestik menjadi kurang menarik bagi investor global.

Dengan mempertimbangkan sentimen global dan domestik tersebut, rupiah diproyeksikan bergerak di kisaran Rp16.600 hingga Rp16.700 per dolar AS dalam waktu dekat.Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi di Jakarta, rupiah tercatat melemah tipis sekitar 6 poin atau 0,04 persen, berada di level Rp16.673 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.667 per dolar AS.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru