Loading
Foto yang diambil pada 29 Oktober 2025 menunjukkan gedung Federal Reserve di Washington, D.C., Amerika Serikat. Bank Sentral AS memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong
WASHINGTON, ARAHKITA.COM — Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), kembali menggerakkan tuas kebijakan moneternya. Dalam rapat FOMC, Rabu (10/12/2025), The Fed memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sehingga kini berada pada rentang 3,5%–3,75%. Pemangkasan ini menjadi yang ketiga sepanjang 2025 dan semakin menegaskan arah kebijakan yang lebih longgar di tengah tekanan ekonomi domestik.
Keputusan tersebut sebenarnya sudah diperkirakan pelaku pasar. Sejak September, The Fed terus menurunkan suku bunga secara berturut-turut karena tanda-tanda pelemahan ekonomi makin jelas terlihat. Dalam pernyataannya, komite menegaskan bahwa ketidakpastian prospek ekonomi masih tinggi dan risiko terhadap mandat ganda—stabilitas harga dan lapangan kerja—semakin meningkat.
The Fed mencatat pertumbuhan ekonomi yang melambat, inflasi yang masih membandel di atas target 2%, serta tingkat pengangguran yang bergerak naik dalam beberapa bulan terakhir. Penciptaan lapangan kerja yang melambat menjadi salah satu faktor penting di balik pemangkasan suku bunga berkelanjutan tahun ini.
Data terbaru dari Automatic Data Processing (ADP) menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang rapuh. Pada November, perusahaan-perusahaan swasta di AS justru mengurangi 32.000 pekerja, berbanding terbalik dengan prediksi ekonom yang memperkirakan penambahan 40.000 tenaga kerja.
Sektor usaha kecil mencatat penurunan paling tajam dengan hilangnya sekitar 120.000 pekerjaan, sementara perusahaan menengah dan besar masih tumbuh tipis.
Situasi makin menantang karena shutdown pemerintah federal selama 43 hari turut mengacaukan aktivitas ekonomi, memperlambat proses perekrutan, dan bahkan mengganggu pengumpulan data makroekonomi dikutip Antara.
Akibatnya, Bureau of Labor Statistics (BLS) tidak dapat merilis data pengangguran untuk Oktober, dan baru akan mempublikasikan data ketenagakerjaan November pada 16 Desember mendatang.
Dengan kondisi tersebut, penurunan suku bunga terbaru ini dipandang sebagai langkah The Fed untuk menahan pelemahan lebih dalam, sekaligus menjaga stabilitas pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan kritis ke depan.