Selasa, 30 Desember 2025

Rupiah Menguat Tipis Didukung Pemangkasan Suku Bunga The Fed


 Rupiah Menguat Tipis Didukung Pemangkasan Suku Bunga The Fed Rupiah menguat pada pembukaan perdagangan ke Rp16.663 per dolar AS setelah The Fed kembali memangkas suku bunga. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Nilai tukar rupiah membuka perdagangan Kamis (11/12/2025) dengan sentimen positif. Mata uang Garuda menguat 25 poin atau sekitar 0,15 persen ke level Rp16.663 per dolar AS, naik dari posisi sebelumnya di Rp16.688 per dolar AS.

Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menyebut penguatan ini tak lepas dari langkah Federal Reserve (The Fed) yang kembali memangkas suku bunga acuannya.Rully memperkirakan penguatan rupiah pada perdagangan hari ini masih bersifat terbatas di kisaran Rp16.640–Rp16.690. “Pasar merespons positif pemotongan bunga The Fed, namun ruang penguatan rupiah tetap terbatas karena pelaku pasar masih mencermati sentimen global,” ujarnya di Jakarta.

Dari laporan Anadolu, The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 3,5–3,75 persen. Keputusan ini sesuai ekspektasi pasar dan menjadi pemangkasan ketiga sekaligus terakhir di tahun 2025. Sebelumnya, bank sentral AS menahan suku bunga dalam lima pertemuan beruntun sebelum mulai melonggarkan kebijakan di FOMC September.

The Fed menilai aktivitas ekonomi AS masih tumbuh moderat. Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa pertumbuhan lapangan kerja mulai melambat, tingkat pengangguran sedikit naik, dan inflasi menunjukkan kenaikan sejak awal tahun. Pemangkasan suku bunga diharapkan membawa inflasi kembali menuju target 2 persen sekaligus menjaga stabilitas pasar tenaga kerja dikutip Antara.

Meski sentimen global mendukung, penguatan rupiah diperkirakan tidak akan terlalu jauh. Tekanan dari kondisi domestik seperti penanganan dampak banjir di Sumatera masih menjadi perhatian investor.

“Minat asing pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (9/12/2025) turun sekitar 45,3 persen dibanding bulan sebelumnya. Ini menunjukkan investor masih berhati-hati sambil menunggu rilis data ekonomi AS berikutnya,” jelas Rully dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru