Selasa, 30 Desember 2025

Temuan Riset Frugal Consumer: Optimisme ala Asa Purbaya Bikin Kepercayaan Publik Menguat


 Temuan Riset Frugal Consumer: Optimisme ala Asa Purbaya Bikin Kepercayaan Publik Menguat Survei Inventure–Alvara 2025 mencatat bahwa 87% responden menyatakan kebijakan pemerintah khususnya Menteri Keuangan meningkatkan rasa percaya diri mereka terhadap kondisi finansial ke depan. (Tangkapan Layar Paparan Survei Inventure–Alvara 2025)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Di tengah tekanan dormant economy dan melemahnya daya beli masyarakat, muncul sinyal positif dari sisi psikologis konsumen Indonesia. Hasil survei terbaru menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah dan prospek ekonomi nasional mengalami penguatan signifikan, meski belum sepenuhnya tercermin dalam perilaku belanja.

Dalam laporan Inventure–Alvara 2025, tercatat 87% responden merasa arah kebijakan pemerintah—khususnya di bawah Menteri Keuangan—meningkatkan keyakinan mereka terhadap kondisi finansial di masa depan. Temuan ini dipaparkan dalam forum "Business Outlook 2026: Winning in The Era of Dormant Economy", Selasa (9/12/2025) di Jakarta.

Managing Partner Inventure, Yuswohady, menekankan bahwa pergeseran sentimen ini merupakan sinyal psikologis penting di tengah tekanan ekonomi berkepanjangan.Menurutnya, kepercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah menjadi modal kuat untuk proses pemulihan. “Optimisme muncul lebih cepat dibanding pemulihan daya beli. Konsumen masih berperilaku frugal, tetapi kini lebih yakin bahwa kondisi bergerak ke arah yang lebih baik,” ujarnya.

Optimisme ini turut terlihat dari ekspektasi konsumen terhadap kinerja ekonomi nasional. Sebanyak 72% responden percaya ekonomi Indonesia akan tumbuh dalam 12 bulan mendatang, sementara hanya 2% yang memprediksi penurunan. Meski demikian, tekanan inflasi dan stagnasi pendapatan masih membatasi ruang konsumsi rumah tangga.

CEO Alvara Research Center, Hasannudin Ali, menilai bahwa konsumen saat ini berada pada fase transisi antara kehati-hatian dan harapan. “Optimisme makro sudah bangkit, namun optimisme mikro di level rumah tangga masih tertahan. Mereka yakin ekonomi akan pulih, tetapi tetap frugal sampai pendapatan membaik dan harga kebutuhan lebih stabil,” paparnya.

Fenomena ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha. Penguatan kepercayaan publik membuka jalan bagi pemulihan konsumsi, namun realisasinya bergantung pada percepatan stabilisasi harga, akses pembiayaan, dan peningkatan ekspektasi pendapatan.

Secara keseluruhan, struktur optimisme konsumen saat ini terbagi dua:

  1. Optimisme makro yang menguat, dipicu keyakinan pada kebijakan pemerintah, dan
  2. Optimisme mikro yang masih terhambat realitas ekonomi rumah tangga.

Selama kesenjangan ini berlangsung, perilaku frugal spending diperkirakan tetap mendominasi lanskap konsumsi Indonesia.

 

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru