Selasa, 30 Desember 2025

HSBC: Ketidakpastian Tarif Mereda, ASEAN Jadi Arah Baru Perdagangan Indonesia


 HSBC: Ketidakpastian Tarif Mereda, ASEAN Jadi Arah Baru Perdagangan Indonesia Country Head Global Trade Solutions HSBC Indonesia Delia Melissa dalam temu media di Jakarta, Selasa (9/12/2025). (ANTARA/HO-HSBC)

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Arah perdagangan perusahaan Indonesia semakin condong ke Asia Tenggara. Temuan terbaru HSBC Global Trade Pulse memperlihatkan bahwa meredanya ketidakpastian tarif dan tensi geopolitik membuat ASEAN kembali jadi area yang paling strategis bagi ekspansi bisnis.

Regional Head of Global Trade Solutions Asia HSBC, Aditya Gahlaut, mengatakan stabilisasi tarif memberi ruang lebih besar bagi pelaku usaha Asia mengambil keputusan dengan lebih percaya diri. “Ketika ketidakpastian mereda, perusahaan bisa menata langkah bisnis jangka panjang dengan lebih baik,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (9/12/2025).

ASEAN Jadi Prioritas Utama Ekspansi

Laporan yang sama mengungkap bahwa:

  • 58% perusahaan Indonesia memprioritaskan ASEAN sebagai tujuan ekspansi,
  • 54% memperkuat rantai pasok di kawasan ini.

Indonesia juga dianggap cukup diuntungkan di tengah gejolak global. Sebanyak 69% pelaku usaha dalam negeri menilai perang dagang justru memberi dampak positif dalam dua tahun ke depan, melampaui optimisme global yang berada di angka 57%.

Gahlaut menambahkan, tren ini menggambarkan semakin kuatnya adaptasi perusahaan-perusahaan Asia setelah lebih dari setengah tahun melewati era “Liberation Day tariffs”. Stabilitas baru mulai terbentuk dan peta perdagangan kawasan tampak bergeser ke arah yang lebih terukur.

Gangguan Rantai Pasok Mulai Reda

Salah satu perubahan penting yang ditangkap survei adalah meredanya kekhawatiran pelaku usaha terhadap risiko pendapatan akibat disrupsi rantai pasok. Perusahaan Asia kini memproyeksikan potensi dampak hanya sebesar 13%, menurun dari 18% enam bulan sebelumnya.

Indonesia Fokus ke ASEAN, Disusul Asia Timur & Utara

Dalam hal tujuan pasar, perusahaan Indonesia menempatkan:

  • ASEAN sebagai prioritas utama,
  • disusul 36% ke Asia Timur dan Utara,
  • 29% ke Asia Selatan,
  • 27% ke Eropa, dan
  • 27% ke kawasan Oseania/Pasifik.

Sektor transportasi dan industri menjadi penyumbang fokus terbesar, dengan 61% perusahaan di bidang ini berencana memperkuat kemitraan dagang regional.

Pasar tujuan yang paling disasar pelaku usaha Indonesia adalah:

  1. Singapura (42%)
  2. Malaysia (32%)
  3. Jepang (27%)
  4. Australia (24%)
  5. Thailand (22%)

Optimisme pun meningkat. Sebanyak 67% pelaku usaha Indonesia percaya pendapatan mereka akan tumbuh dalam dua tahun mendatang, lebih tinggi dari rata-rata global yang berada pada 58%.

Likuiditas Jadi Kunci Ekspansi ke ASEAN

Country Head Global Trade Solutions HSBC Indonesia, Delia Melissa, menegaskan bahwa akses likuiditas dan manajemen risiko menjadi kunci bagi perusahaan Indonesia yang tengah memperluas jejaring dagang di kawasan.

“Ekspansi lintas negara menuntut dukungan dari perbankan internasional, terutama dalam pengelolaan risiko dan likuiditas. Itu yang akan menentukan ketahanan bisnis di tengah ketidakpastian,” ujarnya dikutip Antara.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru