Rabu, 31 Desember 2025

Modal Asing Mengalir Deras: BI Catat Rp14,08 Triliun Masuk ke RI di Awal Desember


 Modal Asing Mengalir Deras: BI Catat Rp14,08 Triliun Masuk ke RI di Awal Desember Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso. ANTARA/Rizka Khaerunissa/am.

JAKARTA, ARAHKITA.COM — Pasar keuangan Indonesia kembali menunjukkan daya tariknya di mata investor global. Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa arus modal asing masuk bersih (net inflow) mencapai Rp14,08 triliun pada pekan pertama Desember 2025, tepatnya periode 1–4 Desember.

Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, aliran dana tersebut mengalir ke tiga instrumen utama. Pasar saham menerima Rp2,11 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) menarik Rp1,06 triliun, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) menjadi primadona dengan Rp10,92 triliun.

Meski begitu, jika dihitung sejak awal tahun hingga 4 Desember 2025, pasar keuangan domestik masih mencatat arus keluar bersih. Di pasar saham, outflow tercatat Rp27,93 triliun, sementara di SBN sebesar Rp2,79 triliun. SRBI juga menunjukkan arus keluar cukup besar yaitu Rp122,14 triliun.

Dari sisi persepsi risiko, sentimen untuk Indonesia terus membaik. Credit Default Swaps (CDS) 5 tahun turun dari 72,45 basis poin pada 28 November menjadi 71,18 basis poin pada 4 Desember 2025. Penurunan ini mengindikasikan risiko investasi yang kian rendah di mata pelaku pasar global.

Di pasar valuta asing, rupiah dibuka stabil di Rp16.640 per dolar AS pada Jumat (5/12), masih sejalan dengan posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) justru melemah ke level 98,99, memberikan sedikit ruang bagi mata uang negara berkembang untuk bergerak lebih stabil.

Untuk pasar obligasi, imbal hasil SBN tenor 10 tahun tercatat tetap di kisaran 6,18 persen, menandakan preferensi investor yang relatif solid. Sementara itu, yield US Treasury 10 tahun naik tipis ke 4,098 persen, mencerminkan dinamika pasar global yang masih fluktuatif.

BI menegaskan bahwa mereka akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Langkah ini dilakukan untuk memastikan strategi bauran kebijakan tetap efektif dalam menjaga ketahanan sektor eksternal dan stabilitas perekonomian nasional.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru