Selasa, 30 Desember 2025

Rupiah Menguat: Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Jadi Pendorong


 Rupiah Menguat: Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Jadi Pendorong Ilustrasi - Rupiah. (Antaranews)

JAKARTA, ARAHKITA.COM – Arah pergerakan rupiah kembali menunjukkan sinyal positif. Menjelang akhir tahun, sentimen pasar semakin kuat bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) berpotensi memangkas suku bunga. Optimisme tersebut menjadi salah satu pemicu utama penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai bahwa meningkatnya keyakinan pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga memicu pelemahan dolar dan memberi ruang bagi rupiah untuk bergerak naik. Ia menyebut kabar mengenai Kevin Hassett, tokoh yang dikenal berpandangan dovish, menjadi salah satu pemantik sentimen positif. Hassett disebut-sebut menjadi kandidat kuat pengganti Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, dan pandangan ekonominya sejalan dengan Presiden AS

Donald Trump yang menginginkan suku bunga berada di level rendah.Pada sesi pembukaan perdagangan Senin (1/12/2025), rupiah tercatat menguat sebanyak 20 poin atau sekitar 0,12 persen, bergerak dari posisi Rp16.675 menjadi Rp16.655 per dolar AS. Angka tersebut menandakan pelemahan dolar AS yang cukup terasa di pasar valuta.

Laporan Anadolu menunjukkan bahwa Hassett telah masuk radar sebagai kandidat terdepan untuk memimpin The Fed. Bila ia benar-benar ditunjuk, pasar memperkirakan arah kebijakan moneter akan condong pada pemangkasan suku bunga yang lebih agresif—sebuah faktor yang berpotensi menguntungkan negara berkembang seperti Indonesia.

Meski demikian, Lukman mengingatkan bahwa penguatan rupiah berpotensi tertahan sementara. Pasalnya, data inflasi dan perdagangan Indonesia akan dirilis siang hari ini, dan investor diprediksi memilih bersikap hati-hati hingga data ekonomi resmi diumumkan dikutip Antara.

Dengan kata lain, rupiah masih memiliki peluang untuk memperpanjang tren positifnya, namun arah pergerakan dalam jangka pendek sangat bergantung pada data ekonomi domestik dan keputusan pemimpin baru The Fed.

Editor : Farida Denura

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Ekonomi Terbaru