Loading
Australian Business Champion to Indonesia, Jennifer Westacott (kedua kanan) dalam peluncuran Survei Bisnis Australia di Asia Tenggara 2025, di Jakarta, Kamis (13/11/2025). (ANTARA/HO-Kedubes Australia)
JAKARTA, ARAHKITA.COM – Minat dunia usaha Australia terhadap Indonesia terus menunjukkan tren positif. Dalam Survei Bisnis Australia di Asia Tenggara 2025 yang dirilis Kedutaan Besar Australia di Jakarta, sebanyak 36 persen pelaku usaha Australia menyebut Indonesia sebagai pasar prioritas ekspansi tahun depan.
Australian Business Champion to Indonesia, Jennifer Westacott, menyebut bahwa antusiasme tersebut bukan sekadar optimisme, tetapi peluang nyata yang perlu dimaksimalkan.
“Optimismenya sangat terlihat, tetapi nilai sesungguhnya terletak pada pemahaman bagaimana memanfaatkannya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (13/11/2025).
Mayoritas Perusahaan Prediksi Pendapatan Naik
Survei yang digagas AustCham ASEAN bersama Universitas RMIT Australia ini melibatkan lebih dari 350 perusahaan Australia di Asia Tenggara. Hasilnya, 77 persen responden memperkirakan pendapatan mereka di kawasan akan meningkat, termasuk dari operasi di Indonesia.
Temuan ini turut menegaskan hubungan ekonomi Indonesia–Australia yang tetap solid, terlebih setelah kedua negara masuk tahun kelima implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Australia (IA-CEPA) yang mulai berlaku sejak Juli 2020.
Duta Besar Australia untuk ASEAN, Tiffany McDonald, menyebut hasil survei tersebut sebagai gambaran penting bagi arah kebijakan dan kerja sama ekonomi regional.
“Survei ini memberikan gambaran berbasis data tentang kepercayaan sektor bisnis Australia di Asia Tenggara, dengan keunggulan Indonesia sebagai pasar yang sedang berkembang dan cemerlang,” katanya dikutip Antara.
Fondasi Ekonomi Indonesia Jadi Magnet Investor
Optimisme serupa juga muncul dari laporan Katalis bertajuk Unlocking Indonesia-Australia Investment and Australia-Indonesia Business Study. Studi tersebut menilai Indonesia memiliki fondasi ekonomi kuat, pasar domestik besar, potensi pertumbuhan tinggi, serta sumber daya alam yang kaya — faktor yang membuat Indonesia semakin menarik bagi investor Australia.
Katalis sendiri merupakan program pengembangan bisnis berdurasi lima tahun (2020–2025) di bawah payung kerja sama IA-CEPA, bertujuan membuka peluang kemitraan ekonomi kedua negara dengan pendekatan yang lebih komersial.
Nilai Perdagangan Terus Menguat
Secara regional, ASEAN masih menjadi mitra dagang dua arah terbesar kedua bagi Australia pada 2024 dengan total nilai mencapai AUD195 miliar atau sekitar Rp2.144 triliun.
Indonesia juga menempati posisi penting sebagai mitra dagang terbesar kesembilan Australia, dengan nilai perdagangan AUD35,38 miliar atau setara Rp389,1 triliun.Angka-angka tersebut memperlihatkan bahwa kerja sama ekonomi Indonesia–Australia tidak hanya stabil, tetapi juga berpotensi tumbuh lebih pesat pada 2025 seiring meningkatnya jumlah pelaku usaha Australia yang siap memperluas bisnisnya ke Tanah Air.