Loading
Nilai tukar rupiah melemah tipis ke Rp16.716 per dolar AS di tengah optimisme penyelesaian shutdown pemerintah AS. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (12/11/2025), seiring meningkatnya optimisme investor global terhadap penyelesaian penutupan (shutdown) pemerintahan AS yang sudah berlangsung lebih dari sebulan.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menjelaskan, penguatan dolar AS kali ini lebih disebabkan oleh lonjakan permintaan global terhadap aset berbasis dolar, di tengah harapan bahwa krisis anggaran pemerintah AS segera berakhir.
“Optimisme penyelesaian shutdown mendorong minat pasar terhadap aset berdenominasi dolar. Hal ini membuat permintaan dolar meningkat dan menekan posisi rupiah,” ujar Josua kepada Antara di Jakarta.
Pada pembukaan perdagangan pagi ini, rupiah tercatat melemah 22 poin atau 0,13 persen, dari posisi sebelumnya Rp16.694 menjadi Rp16.716 per dolar AS.Josua memperkirakan rupiah akan bergerak terbatas di kisaran Rp16.625 hingga Rp16.725 per dolar AS sepanjang hari.
Konteks Global: Shutdown Pemerintah AS Segera Berakhir
Dari Washington dilaporkan, Senat AS akhirnya menyetujui Rancangan Undang-Undang Alokasi dan Perpanjangan Berkelanjutan 2026 dengan hasil suara 60 banding 40.Langkah ini membuka jalan bagi berakhirnya penutupan pemerintahan AS yang telah memasuki hari ke-41 — penutupan terlama dalam sejarah negara itu.
RUU tersebut mencakup paket pendanaan selama tiga tahun untuk berbagai lembaga federal serta mengembalikan posisi ribuan pegawai negeri yang sempat kehilangan pekerjaan akibat shutdown.
Selanjutnya, RUU akan dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives) untuk disetujui sebelum ditandatangani oleh Presiden.Majelis rendah dijadwalkan bersidang kembali pada Selasa (11/11/2025) setelah Ketua DPR AS Mike Johnson mendorong anggota parlemen untuk segera menyelesaikan kebuntuan anggaran yang berdampak pada layanan publik, termasuk penerbangan dan transportasi udara.
Dampak bagi Stabilitas Ekonomi Domestik
Meski pelemahan rupiah terbilang terbatas, pergerakan ini menjadi pengingat penting bagi pasar domestik akan sensitivitas ekonomi Indonesia terhadap dinamika global, terutama kebijakan fiskal dan moneter AS.
Bagi pelaku ekonomi hijau dan sektor berkelanjutan, stabilitas nilai tukar tetap menjadi faktor krusial dalam menjaga iklim investasi dan pendanaan proyek berorientasi ramah lingkungan.
“Selama tekanan eksternal masih bersifat jangka pendek, fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Namun, penting bagi pemerintah menjaga kepercayaan investor melalui kebijakan moneter yang stabil dan komunikasi ekonomi yang transparan,” pungkas Josua.