Loading
HSG dibuka menguat 0,11% ke 8.346,5 meski bursa Asia dan global melemah. (Antaranews)
JAKARTA, ARAHKITA.COM — Di tengah tekanan dari pelemahan pasar saham dunia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menunjukkan ketahanan. Pada pembukaan perdagangan Jumat (7/11/2025), IHSG naik tipis 9,52 poin atau 0,11 persen ke level 8.346,5, sementara indeks LQ45 juga ikut menguat 0,05 persen ke posisi 848,05.
Menurut Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, IHSG hari ini diperkirakan akan bergerak terbatas di kisaran 8.200–8.350. “Pasar domestik masih dibayangi faktor eksternal dan minim katalis baru dari dalam negeri,” ujarnya dalam riset pagi.
Faktor Domestik: Pasar Properti Masih Lesu
Dari sisi ekonomi nasional, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal III-2025 tumbuh 0,84 persen secara tahunan (yoy). Meski masih positif, pertumbuhan itu sedikit melambat dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 0,90 persen (yoy).
Dari sisi penjualan unit, pasar residensial masih belum pulih sepenuhnya dengan penurunan 1,29 persen (yoy), meski membaik dibanding kontraksi 3,80 persen di kuartal II. Mayoritas pembelian properti masih bergantung pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang menyumbang hingga 74,41 persen dari total transaksi.
Lesunya permintaan ini tak lepas dari suku bunga tinggi dan daya beli masyarakat yang belum pulih, terutama di masa transisi pemerintahan.
Faktor Eksternal: Kekhawatiran dari Wall Street dan China
Dari kancah global, kekhawatiran investor meningkat terhadap valuasi berlebih (overvalue) pada sektor teknologi, terutama AI dan semikonduktor di Wall Street. Pertumbuhan yang di bawah ekspektasi membuat sentimen negatif meluas ke bursa global.
Bursa saham Eropa juga kompak melemah. Euro Stoxx 50 turun 1,10 persen, FTSE 100 Inggris melemah 0,42 persen, DAX Jerman turun 1,31 persen, dan CAC Prancis merosot 1,36 persen.
Tak jauh berbeda, bursa AS di Wall Street juga ditutup di zona merah. Dow Jones Industrial Average anjlok 0,84 persen ke level 46.913,65; S&P 500 turun 1,12 persen ke 6.720,39; dan Nasdaq Composite merosot 1,91 persen ke 25.130,04.
Sementara di Asia, mayoritas indeks regional juga melemah. Nikkei Jepang turun tajam 1,91 persen, Shanghai Composite melemah 0,14 persen, dan Hang Seng Hong Kong turun 0,80 persen. Hanya Strait Times Singapura yang berhasil bertahan di zona hijau, naik 0,18 persen dikutip Antara.
Di sisi lain, pelaku pasar kini menanti data inflasi terbaru dari China. Pada September lalu, negeri tirai bambu itu mengalami deflasi konsumen 0,3 persen (yoy) dan deflasi produsen 2,3 persen (yoy). Jika tren ini berlanjut, kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global bisa semakin besar—terutama bagi negara pengekspor komoditas seperti Indonesia.
Kendati tekanan global belum reda, penguatan IHSG di awal perdagangan menunjukkan optimisme investor domestik. Meski begitu, para analis tetap mengingatkan agar pelaku pasar berhati-hati menghadapi volatilitas global yang tinggi dan potensi aksi ambil untung (profit taking) menjelang akhir pekan.